HotNews : Rapid dan Swab mana yang tepat guna !

  • Whatsapp
Metode rapid test melalui ujung jari ambil darah perifer

RobertoNews : Rapid test Vs Swab Test
Di era wabah pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. BWajar semua orang panik bahkan takut dirinya tertular oleh infeksi virus corona, apalagi bagi kelompok rentan seperti orang tua berusia di atas 60 th, balita, penderita Diabetes , Hipertensi dan penyakit menahun yang berisiko mengalami dampak berat dari penyakit ini.
Agar kita dan keluarga bisa lebih tenang dan terjaga dari ancaman virus corona, selain dengan melakukan pencegahan penularan, penting juga untuk melakukan tes agar kita mendeteksi ada atau tidaknya virus corona di dalam tubuh kita.

Jika kita mengalami berbagai gejala utama infeksi virus corona, seperti demam di atas 38°C, batuk, dan atau sesak napas, segera lakukan rapid test atau PCR swab.

Ada dua metode yang bisa dilakukan untuk mendeteksi virus corona, yaitu
1.Rapid test .2.PCR (Polymerase Chain Reaction) atau disebut metode Swab Test

PERBEDAAN RAPID TEST Vs PCR ( Polymerase Chain Reaction)

A. RAPID TEST : 
1. Rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah.
2. Metode rapid test memdekteksi virus menggunakan antibodi IgG dan IgM yang ada di dalam darah. Antibodi tersebut terbentuk dalam tubuh saat kita mengalami infeksi virus. jika di dalam tubuh kita terjadi infeksi virus, maka jumlah IgG dan IgM dalam tubuh akan bertambah. Hasil rapid test ini dapat memperlihatkan adanya IgG atau IgM dalam darah. Jika ada, maka hasil rapid test dinyatakan reaktif ada infeksi virus
3. Rapid test hanya membutuhkan waktu 10-15 menit
4. Kelebihan rapid test adalah kecepatan dan kemudahannya. Cara ini juga bisa menjadi alternatif untuk mendata orang-orang yang butuh pemeriksaan lanjutan dengan cepat. Kekurangannya, hasil rapid test ini bisa digunakan untuk menguji ada atau tidaknya virus dalam tubuh namun tidak bisa digunakan langsung untuk mendiagnosis pasti COVID-19
5. Prosedur pemeriksaan rapid test dimulai dengan mengambil sampel darah dari ujung jari yang kemudian diteteskan ke alat rapid test. Selanjutnya, cairan buffer reagen akan diteteskan di tempat yang sama. Hasilnya akan berupa garis yang muncul 10–15 menit setelahnya
6. Rapid test hanya untuk skrening terkena virus dan belum tentu itu Covid-19

Perlu dicatat bahwa hasil tersebut bukanlah diagnosis pasti yang menggambarkan infeksi COVID-19.jika seseorang dengan hasil rapid test reaktif maupun non reaktif akan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan PCR swab.
Dari pengalaman di lapangan , umunnya orang menpunyai sebuah opini bahwa swab test itu bahaya bagi tubuh karena membayangi sebuah lidi panjang ditusuk tusuk kekerongkan bisa membuahkan perdarahan, muntah sesak nafas yang mencekam, pandangan ini sama sekali salah.Di mana lidi itu hanya menyapu lendir di daerah kerongkongan untuk diperiksa secara DNA/RNA yang bisa dideteksi oleh zat reagen tersebut.

B. SWAB TEST/ PCR (Polymerase Chain Reaction) TEST 
1. PCR swab menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan. Dua area tersebut dipilih karena menjadi tempat virus menggandakan dirinya. 
2. Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat, sebab virus corona akan menempel di bagian dalam hidung atau tenggorokan saat masuk ke dalam tubuh. Hasil akhir dari pemeriksaan PCR swab ini nantinya akan benar-benar memperlihatkan keberadaan virus SARS-COV2 di dalam tubuh seseorang.
3. PCR swab membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari.
4. Kelebihan pemeriksaan PCR swab adalah keakuratannya dalam mendeteksi virus corona. Namun, kekurangan dari metode ini adalah pemeriksaan yang sedikit lebih rumit dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
5. Swab test dengan metode PCR, Dokter/ suster akan memasukkan alat Swab yang berbentuk seperti cotton bud ke area belakang hidung untuk mendapatkan cairan atau lendir yang terdapat di area tersebut.alat swab akan dimasukkan ke tabung khusus dan ditutup. Spesimen ini selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik PCR. 
6. PCR adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan untuk mencocokkan RNA yang dimiliki virus. RNA yang ada pada sampel dari swab tadi akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin. Kemudian dicocokkan dengan susunan RNA SARS-COV2 sebagai template. Jika cocok, maka pasien yang diambil sampel lendirnya positif terinfeksi COVID-19. Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, tandanya orang tersebut negatif terinfeksi COVID-19
7. Tujuan PCR Swab untuk diagnosa pasti.

Kedua jenis test BUKAN membunuh virus melainkan sebagai petanda awal untuk infesi covid atau virus lainnya,bila hasil pemerikeaan REAKTIF/ POSITIF Makan dilanjuti pengobatn dini oleh dokter yang berkompenten ,jangan latah ikut minum “bisikan orng ” obat tradisionil atau ramuan jamu yang jitu tanpa mendapat lisensi Balai POM Depkes RI.
Perlu dicatat Hasil test NON REAKTIF bukan menjamin kita 100% bebas Covid-19, Kita tetap jaga kesehatan ikuti dan patuhilah Protokol Kesehatan dan lakukan test ulang setelah 15 hari kemudian dan seterusnya.
Kita sedang menunggu Vaksin yang hampir selesai uji klinis fase 3 kerjasama Biofarma dan RRC yang ditargetkan selesai pada akhir Desember 2020 dan membawa angin segar bagi kita untuk bisa lebih aman terhadap serangan Covid dengan penangkal adalah Vaksin Corona.
Kiranya artikel ini bisa menambahb wawasan baru agar kita tidak jadi bimbang mana yang bagus Rapidtest atau Swab/ PCR Test.
Sekilas info Semoga bermanfaat
RobertoNews 856 《30.8.2020(10.44)》

beritalima.com beritalima.com

Pos terkait