SURABAYA, Beritalima.com|
Pandemi Covid-19 yang kian merebak, menimbulkan berbagai kekhawatiran. Bukan saja karena masyarakat sudah mulai melupakan Protokol Kesehatan (Prokes), namun juga selama Pandemi Covid-19 Pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) menimbulkan kejenuhan dan keterpurukan berbagai sektor. Sehingga ketika kasus Covid mulai landai, masyarakat menggunakan kesempatan tersebut untuk melakukan berbagai kegiatan yang sebenarnya sangat rentan dengan penyebaran Covid-19.
Karena itu, diawal Desember kemarin, Pandemi Covid-19 memasuki tahap 2, bahkan menurut para ahli, virus Corona telah bermutasi, dan lebih mudah menyebar. Penyebaran Covid-19 menjadi tidak terkendali, sehingga Pemerintah memberlakukan PPKM dua periode (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), dan mulai melakukan vaksinasi.
DPRD provinsi Jatim sebagai lembaga yang mewakili kepentingan rakyat, melaksanakan Rapat kerja. Dalam Raker yang dikomandani oleh Komisi E DPRD provinsi Jatim tersebut, dihadiri juga oleh Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Kepala Pelaksana BPBD provinsi Jatim, dan Direktur-direktur RS Provinsi jatim.
“Kita melakukan koordinasi tentang Penanganan situasi tanggap Darurat Covid-19 dan Program Pelaksanaan Vaksin di Jatim,” terang Hari Putri Lestari, atau yang akrab dipanggil HPL.
Anggota komisi E ini mengungkapkan bahwa Karena saat ini masih berlaku PPKM maka yang hadir dalam Raker tersebut hanya sebagian perwakilan anggota DPRD provinsi Jatim, acara Raker sendiri dilakukan di ruang komisi E, sementara Anggota DPRD provinsi Jatim yang sebagian lagi mengikuti Raker tersebut di tempat masing- masing melalui daring.
“Kesimpulan dalam rapat tersebut disepakati bahwa target pemberian vaksin secara nasional tiap hari 1 juta orang. Pemberlakuan PPKM diperpanjang, dan kita juga memiliki tugas untuk melakukan sosialisasi protokol kesehatan lebih ditingkatkan,” tegas politisi asal PDIP ini.
Wanita cantik ini menuturkan, dengan melaksanakan 3 M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun, serta pemberian vaksin akan menekan penyebaran Covid-19,
“Disamping itu biaya pengobatan pasien Covid sangat mahal, jika semakin banyak masyarakat yang positif Covid-19 masuk RS, maka beban negara semakin besar. Dan jika kesadaran masyarakat kurang, pasien Covid-19 yang harus masuk Rumah Sakit semakin banyak, maka 6 bulan kedepan kita akan kekurangan sarana yang dibutuhkan oleh pasien,
terutama kita kekurangan jumlah tenaga medis yang merawat,” terang HPL.
“Maka mulai saat ini kita harus bergotong royong mencegah, menyiapkan diri menjaga imun kita, serta merencanakan antisipasi ke depannya,” pungkas HPL.(Yul)