HPL Sebut Krisis Air Bersih Mengkhawatirkan

  • Whatsapp

LUMAJANG, Beritalima.com| Anggota DPRD provinsi Jatim Hari Putri Lestari SH MH, atau yang biasa dipanggil HPL ini menggelar seminar wawasan kebangsaan. Yang menarik, seminar yang digelar oleh HPL tersebut selalu mengambil isu-isu terbaru dan sangat penting bagi masyarakat.

Kali ini HPL mengambil tema “Mewaspadai Dampak Krisis Air Bersih Bagi Kesehatan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup. Seminar tersebut menghadirkan 2 pemateri yaitu Prigi Arisandi aktivis sungai / Lingkungan.

Sementara Achmad Arifulin Nuha, Direktur PDAM Lumajang mengambil tema “Peran Pemerintah dan upaya penanganan Krisis Air Besih”.

HPL mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah menargetkan Indonesia bisa mencapai 100% akses air bersih layak minum pada tahun 2024, 15% akses air minum aman, 30% akses air minum perpipaan dan 10 juta sambungan rumah.

“Namun masyarakat juga harus ikut andil dalam merawat ketersediaan air bersih. Minimal dengan cara menghargai dan memanfaatkan air dengan bijak,” terang anggota komisi E ini.

“Kalau masyarakat tidak ikut menjaga lingkungan, menjaga sungai, menjaga sumber mata air, bukan target yang dicapai, malah akan terjadi krisis air bersih,” sambung wakil ketua DPD PDIP Jatim ini.

HPL menambahkan, air sebagai bagian penting dalam kehidupan masyarakat, termasuk di Jawa Timur ternyata air mengalami penurunan kualitasnya. Catatan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur, indeks kualitas air di Jawa Timur sejak tahun 2016 mengalami penurunan sekaligus mengkhawatirkan, dan berada pada status sangat kurang.

“Sepanjang tahun 2021, kekeringan di Jatim melanda 23 kabupaten / kota. Dari jumlah itu, 232 Kecamatan dan 699 desa / kelurahan mengalami kekeringan kritis. Yaitu kondisi kekeringan dimana jarak lokasi rumah warga dengan sumber air lebih dari 3 km,” lanjutnya.

Sedangkan di Kabupaten Lumajang dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ada 6 Kecamatan dari 21 Kecamatan yang mengalami krisis air bersih. Krisis air bersih dari 6 Kecamatan tersebar di 22 Desa yang cukup parah.

“Maka penting muncul komunitas-komunitas yang ikut menjaga sungai dan saling mengingatkan masyarakat yang sembarangan buang sampah, karena itu menjadi salah satu penyebab pencemaran air,” tandasnya.

Sementara itu, Arifulin Nuha, Direktur PDAM menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya menjaga tangkapan air di sejumlah sumber PDAM.

“Hal itu sebagai upaya untuk menjaga kualitas air dan suplai air bersih kepada 30 ribu lebih pelanggan PDAM,” pungkasnya.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait