HPL Sebut Pernikahan Anak Lebih Banyak Menimbulkan Masalah

  • Whatsapp

Caption:
Anggota DPRD provinsi Jatim Hari Putri Lestari SH MH bersama rekan saat menghadiri Women World di Batu, Malang.

SURABAYA, beritalima.com|
Maraknya peristiwa pernikahan dini, atau pernikahan anak dibawah umur, menimbulkan keprihatinan. Karena keterpaksaan harus menikah, sementara persiapan mental dan finansial pasangan muda ini masih jauh dari dari standar yang ditetapkan oleh pemerintah.

Menanggapi fenomena tersebut, anggota DPRD provinsi Jatim Hari Putri Lestari SH MH mengungkapkan keprihatinannya. Anak-anak usia sekolah tersebut belum mampu mengatasi permasalahan dalam rumah tangga. Termasuk diantaranya adalah memiliki anak.

“Pasangan muda yang terbilang masih usia sekolah ini, secara lahir batin, belum siap menghadapi berbagai persoalan dalam rumah tangga. Termasuk bagaimana mengasuh anak. Mereka menikah karena terpaksa, sudah terlanjur hamil. Sementara perempuan itu, ketika belum dewasa reproduksinya kurang matang. Keadaan ini bisa memicu kesehatan calon bayinya. Jika terjadi masalah dengan calon bayinya, maka masalah yang lain juga akan muncul,” terang HPL, panggilan akrab Hari Putri Lestari.

Wakil ketua DPD PDI-P Jatim ini menuturkan, menikah karena mereka sudah terlanjur hamil menjadikan persoalan itu dari tahun ke tahun semakin meningkat.

“Ini kan harus kita telaah, kita kaji, apakah karena faktor ekonomi, karena kemiskinan, atau karena rendahnya pendidikan. Untuk pencegahan harus dilakukan edukasi dari orang tua sendiri. Pernikahan anak juga semakin menambah kasus perceraian yang saat ini mengalami peningkatan hampir 300 persen. Intinya orang tua juga harus lebih memperhatikan pergaulan anak-anaknya, bagaimana mengawasi anak, melakukan dialog dengan anak, berkomunikasi interaktif bersama anaknya, sehingga anak-anak tidak merasa sendiri. Karena dimasa pubertas, anak-anak biasanya mengalami krisis kepribadian. Ini dibutuhkan pendekatan yang harmonis antara anak-anak dan orang tua. Saat melalui proses remaja inilah, biasanya anak-anak kurang bisa mengontrol emosi ataupun rasa keingintahuannya terhadap hal-hal yang ditemuinya. Anak-anak mudah dipengaruhi. Bila anak-anak terbiasa dekat dengan orang tuanya, biasa curhat dengan orang tuanya, saya yakin anak-anak tidak akan kehilangan arah,” tandasnya.

HPL menambahkan, yang paling penting dalam kasus pernikahan anak ini adalah menanamkan pengetahuan tentang agama. Bagaimana mendekatkan anak-anak dengan Tuhannya, agar mereka memahami bahwa ada perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama mereka. (Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait