SURABAYA, Beritalima.com | Anggota DPRD provinsi Jatim dari fraksi PDIP Hari Putri Lestari, atau yang biasa dikenal sebagai HPL mengungkapkan keprihatinannya terkait penyebaran Covid 19 di Jatim yang terus meningkat. Hal tersebut akan sangat berkaitan dengan jadual tahun ajaran baru yang akan segera dimulai, dan kegiatan belajar di sekolah akan melibatkan anak-anak.
HPL mengatakan bahwa kasus anak-anak yang tertular covid 19 di Jatim cukup banyak. Anak-anak sangat rentan, bukan saja karena asupan gizi yang mungkin kurang, tapi anak-anak membutuhkan ruang gerak yang luas, sehingga sulit sekali menerapkan protokol kesehatan bagi mereka, terutama jika anak-anak dipaksa menjaga jarak dengan temannya.
HPL juga memberikan himbauan yang tegas kepada pemerintah, terutama Dinas Pendidikan. HPL mengakui bahwa pendidikan amat penting bagi anak-anak, karena anak-anak menjadi pondasi kekuatan bangsa. Namun wabah Covid 19 yang terus merebak juga harus dipikirkan.
“Saya minta dinas pendidikan Jatim jangan mengambil resiko. Kita menyadari sepenuhnya, anak-anak usia sekolah paling sulit dikendalikan untuk menjaga jarak dengan teman mereka. Kita ngerti banget kalau anak-anak itu gak bisa diam, mereka terus bergerak, jahil, dan lebih memiliki kimestri dengan teman mereka. Inilah yang membuat anak-anak harus diselamatkan. Takutnya anak-anak malah tertular dari temannya. Jadi jangan memaksakan anak-anak untuk belajar di sekolah, “tukas anggota komisi E ini.
“Dokter kesehatan anak Indonesia kemarin memberikan komentar, jangan sampai anak-anak dipaksa bulan Desember masuk sekolah dulu. Lebih baik tetap seperti itu belajar di rumah karena kalau kita memaksakan, saya yakin tahun depan
kemungkinan satu juta anak meninggal dunia. Dokter anak tidak mengizinkan aktivitas sekolah di berlakukan,” tandas HPL.
HPL menyebut jika kegiatan belajar di sekolah dilakukan maka kemungkinan anak-anak terpapar Covid akan lebih besar karena anak-anak lupa untuk menjaga jarak saat bertemu dengan temannya.
“1 tahun kedepan kemungkinan
Kita mengorbankan satu juta anak meninggal dunia. Intinya kita harus benar-benar siap, baru membuat regulasi-regulasi itu diberlakukan. Apabila semua stakeholder atau setiap perangkat semua itu harus benar-benar siap, termasuk infrastruktur sekolah. Jangan uji coba, ini masalah penyakit dan pemerintah belum menemukan obatnya,” pungkasnya. (yul)