SURABAYA, Beritalima.com |
Anggota DPRD provinsi Jatim dari fraksi PDIP, Hari Putri Lestari, atau biasa disebut dengan panggilan HPL belum lama ini melakukan kunjungan ke Lamongan bersama komisi E. Wanita cantik ini mengungkapkan hasil peninjauan yang dilakukan di Lamongan, Jumat (12/6/2020)
“Saya bersama perwakilan dari Komisi E DPRD Provinsi Jatim melakukan monitoring di beberapa daerah, salah satunya kami dua hari lalu itu ke Lamongan. Dalam kunjungan tersebut, kami melihat distribusi atau bantuan dari pemerintah provinsi, itu yang pertama. Dalam kesempatan ini kami diterima masyarakat di Lamongan. Tujuan utamanya adalah tentang monitoring bantuan dari provinsi kemudian mendengar permasalahan-permasalahan yang ada di Lamongan yang terkait dengan Covid 19, baik fasilitas maupun paramedis,” terang HPL.
“Keluhan dari dampak covid 19 ini dan yang paling terpenting adalah Rumah Sakit. RS yang dibangun dari pemerintah pusat. Pemerintah pusat itu membangun 3 rumah sakit di Indonesia. Khusus untuk Covid 19, salah satunya adalah di Lamongan di Jawa Timur adalah yang memang dikhususkan percepatan pembangunan yaitu hanya 1 bulan, atau lebih tepatnya hanya 6 minggu,” sambung HPL.
“Sudah terbangun khusus rumah sakit yang memang diperuntukkan untuk penanganan covid 19, kita mengantisipasi meskipun Jawa Timur itu sudah ditunjuk rekanan yang bisa menangani pasien covid 19. Coba dilihat, saat ini kan rumah sakit Dr Sutomo sudah full, overload. Sampai menggunakan lapangan untuk menangani pasien Covid 19. Juga ada fasilitas hotel untuk penanganan kasus Covid yang ringan,” jelas HPL.
“RS Lamongan sudah siap. Intinya kami lihat bersih dan memadai. Siap untuk menampung pasien covid dari daerah mana aja yang bisa ditampung di Lamongan. Tidak menutup kemungkinan juga pindahan dari daerah sekitarnya,” tambah HPL.
“Rencananya minggu ini diresmikan. Dalam kondisi darurat yang akan ada rawat inap untuk diisolasi. Tersedia juga alat bantu pernafasan, dan kebutuhan pengobatan bagi pasien Covid, ” ungkapnya.
HPL mengakui bahwa dirinya sempat memberikan informasi kepada Dinas Kesehatan pemprov Jatim tentang kemungkinan adanya penularan Covid 19.
“Sejak Maret awal-awal itu muncul sebenarnya kan munculnya sudah januari-februari. Tetangga terdekat kita Singapura sudah menyatakan bahwa warganya ada yang terpapar Covid 19. Saya waktu itu sudah mengatakan ndak mungkin kalau Singapura sudah masuk, Malaysia masuk, sangat berdekatan dengan negara kita, jadi tidak mungkin Indonesia tidak akan tertular,” sergahnya.
“Saya sudah pernah mengingatkan dinas kesehatan untuk melakukan tindakan pencegahan, agar jika memang Covid 19 masuk ke Indonesia, atau Jatim khususnya, kita sudah bisa mengantisipasi, termasuk menyediakan fasilitas isolasi, memberikan sosialisasi bagaimana menghadapinya Covid 19 ini. Termasuk melakukan social distancing, physical distancing, rajin cuci tangan, menggunakan masker. Tapi himbauan dan informasi saya tidak mendapatkan tanggapan. Ketika musibah Covid ini datang, kita sudah terseok-seok, kuwalahan,” pungkasnya. (yul)