beritalima.com – Usai sudah hiruk pikuk, kemariahan Hari Pers Nasional (HPN) kali ini, yang dilaksanakan di Jawa Timur – Surabaya.
Secara ekonomi, hajatan setahun sekali ini berimbas langsung pada ekonomi karakyatan masyarakat setempat, bagaimana tidak, gelaran ini meghadirkan sekitar 15 ribu undangan dari seluruh provinsi di Indonesia.
Sebelum gelaran HPN, beberapa kegiatan sudah dilakaksanakan, dan itu menyangkut ekonomi kreatif kerakyatan, seperti pengembangan potensi wisata budaya dan wisata alam. Sesuai tema pelaksanaan HPN tahun ini, Pers Menguatkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital.
Penyelangaraan ini diharapkan berdampak baik terhadap tumbuhnya sektor UMKM di Jatim.
Hal lain yang dirasakan oleh masyarakat dari gelaran setahun sekali ini adalah, pengobatan gratis, night run, hiburan rakyat, pameran tekhnologi media, prees tour, dan seminar nasional.
Capaian-capaian dari segi ekonomi nyata sudah, permasalahannya, apakah dengan HPN ini, terpenuhi cita-cita luhur dari Pers Indonesia menjadikan kekuatan pilar demokrasi yang ke 4. Betapa tidak belakangan ini keprihatinan terhadap dunia pers begitu dirasakan oleh warga masyarakat, terkait hoax dan afiliasi media dalam perpolitikan yang sedang hangat saat ini.
Saat ini masif pemberitaan yang menciptakan suasana psikologis masyarakat menjadi pesimis, marah, dan membangun ketakutan masal. Untuk itulah Presiden Jokowi dalam sambutannya mengatakan,
“Ditengah situasi saat ini, insan pers dibutukan untuk menjadi rumah penjernih informasi, dan dibutuhkan untuk menjalankan peran sebagai communication of hope, dibutuhkan untuk pemberi harapan kepada bangsa,” demikian pesan Presiden Jokowi dalam puncak HPN hari ini (9/1).
Inilah esensi dari pers, menciptakan kejelasan informasi yang jernih, keterbukaan tanpa keberpihakan, semoga HPN kali ini dapat menjadikan Pers Indonesia kembali bangkit dan menjadi masyarakat percaya kembali.(Ilham)
