Catatan: Yousri Nur Raja Agam MH *)
PERINGATAN Hari Pers Nasional (HPN) yang dirayakan setiap tahun tanggal 9 Februari, merupakan milik seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya milik wartawan. Bukan pula milik organisasi PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) semata. Tetapi, kepunyaan seluruh insan pers, organisasi wartawan dan masyarakat Pers di Indonesia.
Sehubungan dengan seringnya timbul pergunjingan tentang pelaksanaan HPN, maka menjelang HPN, 9 Februari 2021 ini, layak kiranya saya mengingatkan kepada masyarakat pers, mengungkap tentang riwayat HPN itu.
Pengertian masyarakat pers atau komponen pers, adalah semua yang terlibat dalam kegiatan pers. Mulai dari wartawan atau jurnalis, perusahaan penerbitan suratkabar, majalah, bulletin, pengelola siaran radio, televisi, multimedia dan mediamassa lainnya. Apalagi sekarang masa kebangkitan media siber atau online. Juga ada organisasinya.
Di samping itu, juga perusahaan pemasaran, periklanan dan grafika pers. Biasa dikenal dengan nama organisasi SPS (Serikat Perusahaan Suratkabar/Pers), Persatuan Perusahaan Perikanan Indonesia (P3I) dan Serikat Grafika Pers (SGP).
Bahkan masuk pula sebagai komponen pers adalah lembaga pemerintahan yang berkaitan dengan pers, seperti: DewanPers, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dinas Kominfo di daerah, serta lembaga dan badan kehumasan. Baik kalangan pemerintahan, maupun swasta.
Tidak hanya itu, di era kebangkitan digital sekarang ini, aktivitas media siber dan online juga luar biasa. Ini juga diikuti dengan bermunculan organisasi yang menghimpun para pengelola media siber ini. Ada AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia), SMSI (Serikat Media Siber Indonesia), ada JMSI (Jaringan Media Siber Indonesia) dan masih banyak lagi nama organisasi lainnya.
HPN yang diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 9 Februari, memang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) PWI, ditetapkan dengan Keputusan Presiden RI No. 5 tahun 1985 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1985
Kita harus mengakui, ditetapkan 9 Februari sebagai HPN merujuk kepada hari lahir PWI tanggal 9 Februari 1946. PWI adalah organisasi perjuangan dan pemersatu di saat awal Kemerdekaan Republik Indonesia. Kemudian di zaman Orde Baru (Orba) dikenal sistem wadah tunggal untuk organisasi. Waktu itu, Menteri Penerangan RI, menetapkan bahwa PWI adalah wadah tunggal atau satu-satunya organisasi wartawan.
Masalah wadah tunggal ini, juga berlaku untuk berbagai organisasi di zaman Orba. Untuk guru wadah tinggalnya: PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), Buruh: FBSI (Federasi Buruh Seluruh Indonesia) kemudian diubah jadi SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), Dokter: IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Bidan: IBI (Ikatan Bidan Infonesia), Advokat: Ikadin (Ikatan Advokat Indonesia) dan sebagainya. Pokoknya serba satu wadah tunggal.
Kita tahu, memang reformasi yang diawali oleh kepemimpinan Presiden BJ Habibie, benar-benar membuka kran demokrasi. Kebebasan berserikat tidak lagi menggunakan sistem wadah tunggal. Maka di dunia kewartawanan, terbukti, PWI bukan lagi wadah tunggal organisasi wartawan.
Saat Kode Etik Jurnalistik (KEJ) PWI diubah menjadi KEWI (Kode Etik Wartawan Indonesia), yang disepakati 26 organisasi wartawan dalam pertemuan di Bandung, 6 Agustus 1999.
Namun KEWI diubah kembali menjadi KEJ, berdasar kesepakatan 29 organisasi wartawan di Jakarta, 14 Maret 2006.
Dasar kesepakatan mengubah KEWI kembali menjadi KEJ, karena dalam Undang-Undang (UU) Nomot 40 tahun 1999 tentang Pers, tidak ada sebutan KEWI, tetapi KEJ. Nah, KEJ yang disepakati 29 organisasi wartawan itu dikukuhkan menjadi Keputusan Dewan Pers Nomor 03/SK-DP/III/2006 tentang Kode Etik Jurnalistik. KEJ dengan 11 pasal itu, disertai dengan penafsirannya.
Nah, sejak reformasi dalam peringatan HPN kelihatan sebagai panitia penyelenggara masih didominasi oleh PWI, SPS dan Dewan Pers. Organisasi pers lainnya kelihatan masih “malu malu” atau memang tidak diajak serta oleh PWI dan Dewan Pers. Seyogyanya kepanitiaan itu adalah gabungan dengan kebersamaan seluruh unsur komponen pers.
Selamat HPN 2021 dan Selamat HUT ke-75 PWI, 9 Februari 1946 – 9 Februari 2021.
*) Yousri Nur Raja Agam — Dewan Pakar PWI Jatim.