HUT Ke-73 PGRI : Merespon Tantangan di Era Revolusi Industri

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Merespon tantangan di era industri 4.0 ini, PGRI menginisiasi lahirnya PGRI Smart Learning and Character Center yang merupakan pusat pengembangan dan peningkatan kompetensi pofesional dan pengembangan karakter guru sesuai kebutuhan zamannya. Hal di atas sekaligus sebagai penanda datangnya era baru, guru-guru muda milenial yang menjadi anggota baru PGRI.

Demikian hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (Ketum PB PGRI) Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd, yang dikutip dari pgri. or.id, dalam menyambut HUT ke – 73 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2018, yang rencananya akan dilaksanakan pada puncak acara, di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor. Lebih lanjut HUT PGRI yang jatuh tiap tanggal 25 November selalu diperingati, nantinya bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dihadiri Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo untuk menyampaikan amanatnya kepada guru.

“Selamat datang era baru PGRI yang terus berjuang untuk menjadikan profesi guru bermartabat, berdaulat, profesional, sejahtera, dan terlindungi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai soliditas, solidaritas, independensi, integritas, dan profesionalitas,” ujarnya.

Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden RI, Wakil Presiden RI, Mendikbud, dan jajarannya yang responsif terhadap permasalahan guru yang selalu diperjuangkan PGRI. Harapan PGRI agar ada pembenahan terhadap persoalan utama guru dalam melaksanakan tugas seperti administrasi guru yang berbelit-belit, rumitnya persoalan penyaluran TPG, dan penyelesaian guru honorer mulai memperoleh hasilnya seperti terbitnya:

“Permendikbud No,10/2018 mengenai Juknis penyaluran TPG yang mengakomodasi ibadah haji, cuti baik karena sakit maupun alasan lain dalam waktu yang relatif cukup lama, dan hal-hal lainnya,” tuturnya.

Selain itu, diucapkan Unifah Rosyidi, mata pelajaran informatika sebagai pengganti mata pelajaran TIK yang sempat terhapus, diakuinya mata pelajaran Bahasa Asing, desentralisasi urusan kenaikan pangkat ke daerah, dan penyelesaian beragam persoalan yang dirasakan guru akan terus PGRI perjuangkan agar guru-guru dapat berdaulat dan bermartabat dan fokus dalam pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas.

Momen ini, ia berterima kasih kepada seluruh guru, pendidik, dan tenaga kependidikan utamanya guru honorer yang selama ini tiada kenal lelah mengisi kekosongan guru. Tanpa dedikasi mereka, dapat dibayangkan bagaimana proses pembelajaran berlangsung karena kekurangan guru.

“Terima kasih kepada: pemerintah Pusat utamanya Kemdikbud dan Pemerintah Daerah yang menempatkan PGRI sebagai mitra strategis dalam perumuskan dan pelaksanakan kebijakan, serta dalam merespon perjuangan PGRI,” tambahnya.

Begitu juga, dikatakan Ketum PB PGRI, berterima kasih juga kepada pengurus PGRI di semua tingkatan yang gigih memperjuangakan aspirasi guru terutama memperjuangkan tambahan kesejahteraan guru honorer pada Pemda masing-masing, dalam pembelaan guru yang menghadapi permasalahan profesi dan hukum.

“Dan dalam meningkatkan profesionalisme guru melalui beragam kegiatan seperti penguatan literasi guru menulis, literasi digital yang masif, kompetisi inovasi pembelajaran, festival guru menulis, kegembiaran dalam PORSENI, kemah guru, kepedulian terhadap saudara kita yang tertimpa benacana alam di Lombok – NTB, Palu, Sigi, dan Donggala di Sulawesi Tengah, dan beragam aktivitas lainnya,” sambungnya.

Demikian diharapkan Unifah Rosyidi, semoga mendorong guru dan tenaga kependidikan bersemangat bekerja lebih efektif, disiplin, tidak mudah mengeluh, menjaga kode etik guru, merawat persatuan dan kesatauan, menjauhkan dari sikap intoleran, membangun komunikasi efektif dengan orang tua, dan terus menjadi pembelajar demi kepentingan terbaik bagi peserta didik dan bangsa Indonesia.

“Jadikan PGRI sebagai rumah besar guru, pendidik, dan tenaga kependidikan dalam memperjuangkan aspirasi. PGRI bertekad menjadikan guru sebagai agen perubahan sejalan dengan tema HUT ke-73 PGRI dan HGN Tahun 2018 yakni Guru sebagai Penggerak Perubahan di era Revolusi Industri 4.0,” jelasnya. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *