JAKARTA, beritalima.com – Neneng A Tuti, SH Ketua Umum Partai Berkarya menjelaskan bahwa HUT ke – I Partai Berkarya tanggal 15 Juli 2017, bertepatan dengan hari lahirnya Tommy Soeharto alias H. Hutomo Mandala Putra, putra bungsu Presiden RI kedua HM. Soeharto. Sedangkan Tommy Soeharto selaku Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya berhalangan hadir karena tengah merayakan ulang tahunnya yang ke 56 di rumahnya bersama keluarganya.
“Tommy Soeharto ingin melanjutkan program ayahandanya pada repelita yang belum selesai,” ujar Neneng kepada beritalima.com, di kantor DPP Partai Berkarya, Sabtu (15/7/2017).
Halal Bi Halal dan HUT Partai Berkarya pertama dikatakan ketua panitia penyelenggara, jangan melihat kesederhanaannya tapi dilihat maknanya. Rakorwil tidak semua hadir karena sedang mengurus verifikasi faktual dari KPU. Partai Beringin Berkarya akan lebih besar dari partai Demokrat dan berkarya di permukaan.
Dijelaskan Ketum Partai Berkarya bahwa kepegurusan Partai Berkarya sudah terbentuk di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota termasuk di tingkat Kecamatan hampir selesai. Menurutnya siap untuk diverifikasi oleh KPU baik KPU Pusat maupun KPUD Kabupaten/Kota.
“Kepengurusan Partai Berkarya baik pusat maupun daerah sudah lengkap baik administrasi maupun faktual. Kendati dari Papua tidak hadir, sedang dalam mempersiapkan karena ada tabulasi. Jadi harus betul – betul, Oktober sudah diverifikasi dan bulan depan sudah masuk semua,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan Ketua Umum Partai Berkarya, bahwa peringatan HUT ke – I Partai Berkarya, memang sengaja tidak mengundang tokoh – tokoh lain tapi dilaksanakan intern hanya dihadiri DPW dan DPC. Namun pada persiapan tahun 2019 nanti, Partai Berkarya memiliki trik tersendiri dan tidak kalah pentig dengan partai – partai lain yang sudah berdiri lama. Yang penting menurut dia, meloloskan verifikasi faktual lebih dahulu di KPU.
“Mudah – mudahan Allah memberikan jalan menjadi peserta pemilu tahun 2019. Persoalan bagaimana menghadapi partai lain yang sudah mendapat kursi di parlemen, saya menyatakan tidak takut. Yang penting bagi kita mempersiapkan apa yang harus diloloskan oleh KPU,” tandasnya.
Sementara Partai Berkarya, dijelaskan Neneng A Tuti tidak terlalu repot harus merekrut tokoh – tokoh baik yang ada di pusat maupun yang ada di daerah. Yang jelas menurutnya yang tidak direkrut malah hadir sendiri di Partai Berkarya yang baru berusia satu tahun ini.
“Banyak tokoh ulama dan cendikiawan yang menjadi kader, misalnya Jabar ada Kyai Cipasung, ada Kyai Mbah Anom. Bahkan beliau menyatakan akan hadir langsung berdiri sebagai Ketua Dewan Penasehat di Partai Berkarya. Itu dari Kyai Cipasung langsung,” tegasnya.
Sementara jumlah kader bila diprediksi dari 514 DPC di Kabupaten/Kota dari 34 Provinsi diharapkan bisa ikut pesta demokrasi pada tahun 2019. Karena jumlah kader Partai Berkarya sudah diketahui baik yang tercatat maupun yang tidak tercatat. dedy mulyadi