BANYUWANGI, beritalima.com – PT Hutama Karya (Persero) bersama sejumlah BUMN karya dan non-karya menjalin kolaborasi dalam Program Konservasi Terumbu Karang di Pesisir Bangsring, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Program ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem terumbu karang yang rusak, mendukung keberlanjutan lingkungan laut, mengurangi emisi karbon, serta mendorong potensi ekowisata bahari di kawasan tersebut.
Kegiatan konservasi yang dilaksanakan pada Kamis (7/8) ini melibatkan Hutama Karya, Adhi Karya, Waskita Karya, Brantas Abipraya, PT PP, Wijaya Karya, BNI, Peruri, serta Lembaga Manajemen Infaq (LMI). Sebanyak 2.500 bibit terumbu karang dari berbagai jenis—di antaranya Acropora Tenuis, Montipora Foliosa, Montipora Aequituberculata, dan Montipora Danae—ditanam di area seluas 200 meter persegi. Seluruh bibit akan dirawat dan dimonitor secara berkala oleh LMI selama satu tahun.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyatakan bahwa program ini merupakan wujud komitmen perusahaan terhadap pelestarian lingkungan, khususnya ekosistem laut.
“Kami percaya bahwa pelestarian terumbu karang tidak hanya penting bagi ekosistem laut, tetapi juga berdampak langsung pada ekonomi masyarakat pesisir. Melalui program ini, kami ingin turut menjaga habitat ikan karang, mengurangi dampak perubahan iklim melalui penyerapan karbon, dan mendukung potensi wisata bahari berkelanjutan di Bangsring,” ujar Adjib.
Seremoni penanaman karang dihadiri oleh VP Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan Hutama Karya Agus Kosasih, sejumlah pimpinan BUMN, Direktur LMI Guritno, Kepala Bidang Pesisir dan Pengawasan Dinas Kelautan & Perikanan Provinsi Jawa Timur Awalrush Andira, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi Suryono Bintang Samudra, Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Banyuwangi Moch. Muchlisin, Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pesona Bahari Abdul Aziz, serta unsur Forkopimda Kecamatan Wongsorejo.
Pantai Bangsring dipilih sebagai lokasi konservasi karena pernah mengalami kerusakan parah akibat praktik penangkapan ikan destruktif pada periode 1990–2010. Berkat inisiatif kelompok nelayan lokal seperti Pokmaswas Bhakti Abadi Laut dan Pesona Bahari, kawasan tersebut mulai pulih melalui transplantasi karang secara swadaya. Program kolaboratif ini diharapkan dapat memperluas cakupan konservasi yang saat ini baru mencakup 1,25 hektare dari potensi total 15 hektare kawasan pesisir.
Kepala Bidang Pesisir dan Pengawasan Dinas Kelautan & Perikanan Provinsi Jawa Timur, Awalrush Andira, mengapresiasi langkah kolaboratif ini.
“Atas nama Gubernur Jawa Timur, kami menyampaikan terima kasih kepada Hutama Karya, BUMN, dan LMI atas kontribusinya dalam pelestarian alam. Kami berharap program serupa dapat diterapkan di berbagai wilayah pesisir Jawa Timur untuk mewujudkan coral garden yang mampu meningkatkan sumber daya ikan di perairan kami,” ungkap Awalrush.
Sementara itu, Ketua Pokmaswas Pesona Bahari, Abdul Aziz, menegaskan bahwa konservasi terumbu karang membawa banyak manfaat.
“Terumbu karang menyerap karbon, menghasilkan oksigen, dan yang terpenting menjadi rumah bagi ikan untuk berkembang biak. Ini juga membantu mencegah abrasi pantai,” jelasnya.
Dari sisi nelayan, Surip, warga Desa Bangsring, menyambut baik program ini.
“Karang adalah rumah bagi ikan. Konservasi ini akan meningkatkan populasi ikan dan membuka peluang peningkatan kualitas pariwisata di pantai kami, sekaligus mendukung mata pencaharian nelayan,” ujarnya.
Ke depan, Hutama Karya melalui program HK Peduli Lingkungan akan terus aktif mendukung konservasi ekosistem laut, termasuk rehabilitasi mangrove dan restorasi terumbu karang, sebagai bagian dari kontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan 14 (Ekosistem Laut). (ard)

