JAKARTA, beritalima.com | Sekitar 1.000 peserta termasuk para pendidik, siswa, orang tua, serta para pemimpin organisasi perempuan dan pemuda dari Filipina mengikuti webinar dalam perayaan Bulan Anak Nasional 2020 bertajuk “Perdamaian: Perlindungan Terbaik untuk Hak Anak” melalui Zoom Conference Call dan Facebook Live, (28/11) lalu.
Bekerja sama dengan Komisi Pendidikan Tingkat Atas (Commission on Higher Education, CHED), Department Pendidikan (Department of Education), Komisi Nasional Filipina untuk UNESCO, dan Relawan Perempuan Filipina (Girl Scouts of the Philippines, Pila Chapter), acara ini diselenggarakan oleh Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL), sebuah organisasi perdamaian internasional non-pemerintah.
Bertemakan “Mewujudkan SDG 16 (16 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) dan Menyebarkan Budaya Perdamaian Saat Pandemi”, webinar ini berfokus pada penegakan hak anak di tengah pandemi dengan mewujudkan budaya perdamaian di rumah, sekolah, masyarakat, dan bangsa melalui pendidikan perdamaian.
Dalam pidatonya, Vikki Chingtoco-Yu, pemimpin Relawan Perempuan Filipina dari Girl Scout of the Philippines, Pila Chapter, dan Samahan ng Babaepreneur, berbagi bagaimana pandemi dan protokol yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mempengaruhi kehidupan anak-anak dari segi fisik dan kesehatan mereka, perkembangan, pembelajaran, pendidikan, perilaku, keamanan ekonomi keluarga, dan keselamatan mereka.
Pengawas Divisi Dr. Concepcion Ferrer-Balawag dari Departemen Pendidikan Cotabato City menekankan bahwa hak-hak anak harus dilindungi, terutama hak mereka atas pendidikan yang berkualitas, terlepas dari tantangan pembelajaran baru dan pembatasan jarak di masa pandemi ini.
Kewajiban keluarga dan negara saat ini yaitu bagaimana anak-anak bisa tetap mendapatkan perhatian, perlindungan, dan pendampingan khusus serta bertumbuh dalam “suasana bahagia, penuh kasih, aman, dan pengertian” juga ditegaskan oleh Hon. Prof Jose David Lapuz, Komisaris Komisi Nasional Filipina untuk UNESCO dan Konsultan Pendidikan untuk Presiden.
Usai sambutan, para orang tua dan wali memimpin pembacaan “Panatang Makabata” (Janji untuk Anak) untuk menghormati hak-hak anak dan berjanji untuk melindungi mereka.
Pendidikan Perdamaian, kunci dalam mencapai SDG 16 dan melindungi hak-hak anak.
Untuk mencapai SDG 16 milik PBB yang menitik-beratkan pada perdamaian. Alecka Fajardo, Koordinator Nasional Pendidikan Perdamaian HWPL, mengatakan bahwa hal ini mengharuskan semua warga negara masing-masing untuk menjadi “duta perdamaian” terlebih dahulu.
“Untuk itu, diperlukan peningkatan kesadaran perdamaian bagi siswa dan warga negara melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan perdamaian muncul sebagai strategi penting dan kunci untuk mencapai SDG 16 terutama untuk kepentingan anak-anak, ”tambahnya.
Pendidikan Perdamaian HWPL yang terdiri dari 12 bab pelajaran dimaksudkan untuk membina individu dengan nilai-nilai dan jiwa perdamaian. Sejak 2016, HWPL Pendidikan Perdamaian telah menandatangani MOA dengan 72 institusi pendidikan dan sekolah termasuk Komisi Pendidikan Tingkat Atas (CHED).
Dr. Ronald Adamat, dari CHED, memastikan bahwa sektor pendidikan akan mempersiapkan dan membekali siswa untuk resolusi konflik dan perdamaian sejak dini.
“Melalui pendidikan perdamaian di perguruan tinggi, menengah, dan kurikulum dasar, kita dapat memperkuat pondasi keadilan sosial, persatuan, kerukunan, dan pembangunan dalam masyarakat kita. Itu pasti akan menjadi bukti terbaik bahwa perdamaian memang perlindungan terbaik untuk hak-hak anak, ”tambahnya.
“Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan perdamaian. Pola pikir ‘semua konflik bersenjata dapat diakhiri’ dan konsep perdamaian harus diajarkan sejak dini, ”kata Ketua Man-hee Lee dalam Forum Pendidikan Perdamaian yang pertama.
Juli lalu, HWPL meluncurkan Voice of Peace (Suara Perdamaian) di Filipina dimana para pendidik dengan sukarela mengajar anak-anak bagaimana menjadi pembawa damai melalui pendidikan perdamaian gratis. Saat ini terdapat 50 pendidik perdamaian dan 160 siswa terdaftar secara nasional. The Voice of Peace Filipina akan terus menjangkau lebih banyak anak dan remaja melalui Pendidikan Perdamaian dengan membuka gelombang baru pada Januari 2021.
HWPL telah bekerja sama dengan Local Government Unit/ Badan Daerah LGU, sektor pendidikan, organisasi pemuda dan wanita dengan melakukan kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan kesadaran perdamaian guna mewariskan masyarakat damai yang berkelanjutan sebagai warisan bagi generasi mendatang. (*)