Ibadah Natal di Gereja Imanuel Petu Fatukoa Terapkan Prokol Kesehatan

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Ibadah Natal di Gereja (GMIT) Imanuel Petu, Fatukoa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumaat, 25 Desember 2020 dilaksanakan secara sederhana. Hal tersebut mengingat masih adanya Pandemi COVID-19.

Ibadah Natal dimulai pukul 08.00 Wita, dipimpin Ketua Majelis Jemaat (GMIT) Imanuel Petu, Pdt. Maria Monalisa Fanggidae Dethan, M.Th., dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Pantauan wartawan media ini, sebelum masuk di gedung kebaktian, para jemaat yang mengikuti Ibadah Natal saat masuk di pintu gerbang dilakukan pengecekan suhu tubuh oleh petugas gereja dan mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir.

Demikian pula, saat didalam gedung kebaktian juga diatur jarak satu meter. Jemaat diwajibkan memakai masker. Selain itu, dalam rangka menerapkan prokses, Panitia Natal juga menyiapkan kursi dan tenda di depan dan sampaing kanan gedung gereja itu dengan mengatur jarak.

Ketua Majelis Jemaat (GMIT) Imanuel Petu, Pdt. Maria Monalisa Fanggidae Dethan, M.Th., kepada wartawan media ini usai ibadah Natal mengatakan, ibadah Perayaan Natal tahun ini berbeda dibanding tahun sebelumnya karena dirayakan di tengah Pandemi Virus Korona atau Coronavirus Disease (COVID-19).

“Kami Jemaat Imanuel Petu, tahun ini kami merayakan Natal dengan situasi berbeda karena diperhdapkan dengan penyebaran COVID-19,” kata Pdt. Maria Dethan menambahkan.

Dalam pandemi ini, kata Maria Dethan, tentu semua Perayaan Natal maupun Tahun Baru itu akan mengikuti imbauan Majelis Sinode GMIT, yaitu Stadar Operasional Pelayanan (SOP) yang dikirim kepada pendeta – pendeta yang melayani di jemaat jauh hari sebelumnya Natal.

Oleh karena itu, berdasarkan SOP tersebut maka Perayaan Natal tahun ini, Jemaat Imanuel Petu tetap merayakan karena berdasarkan SOP dari Majelis Sinode GMIT, Jemaat Imanuel Petu berada pada zona kuning.

“Artinya bahwa di jemaat kami belum ada yang terinfeksi positif virus korona, sehingga peraayaan Natal itu bisa dirayakan dalam gedung kebatktian. Tetapi sekalipun kami bersukacita karena merayakan di dalam gedung kebaktian dengan semua jemaat, namun prokol kesehatan tetap kami jalankan dengan sangat ketat, yaitu mulai dari pintu masuk sudah ada ada pengukur suhu, ada tempat mencuci tangan dan sabun, lalu ketika masuk ke dalam gedung kebaktian tempat yang diatur itu sudah berjarak sesuai dengan standar dari protokol kesehatan,” jelasnya.

Selanjutnya, Maria Dethan menambahkan, dalam liturgi yang berjalan juga mengikuti SOP dari Sinode GMIT supaya ibadah dipersingkat hanya satu jam.

“Jadi pujian yang disampaikan itu hanya satu satu ayat, tapi juga khotbah hanya 10 s.d 15 menit, dan juga tidak ada pengisi pujian seperti solo, duet, vocal grup dan lainnya,” ungkapnya.

Menurutnya, jemaat lansia memberikan kesempatan untuk beribadah di rumah dengan mengirim liturgi-liturgi perayaan Natal, karena mereka berada dalam kelompok rentan yang mungkin bisa terjangkit virus korona ini ketika ada jemaat yang tidak bergejala mengikuti kebaktian. Oleh karena itu, protokol kesehatan berjalan dengan baik dan Perayaan Natal walaupun masih dalam situasi Pandemi, tetapi tetap penuh dengan sukacita dan damai sejahtera.

“Kami berharap bahwa situasi ini segera berakhir, sehingga kami bisa kembali beribadah dengan normal seperti sediakala. Kami juga mengimbau kepada jemaat-jemaat supaya perayaan – perayaan dengan saling berkunjung dari rumah ke rumah untuk tahun ini dihentikan sementara,” pintanya.

Maria Dethan, juga mengimbau kepada jemaatnya menyampaikan ucapan Selamat Natal dengan memanfaatkan media-media sosial seperti Facebook, WatsApp ataupun Telepon dan lain sebagainya.

Ditambahkan, sesuai dengan SOP yang dikirim oleh Majelis Sinode GMIT, jemaat-jemaat diimbau supaya kebaktian Natal di malam hari itu ditiadakan. Perayaan Natal hanya dilakukan mulai dari pagi s.d sore.

“Kami di Jemaat Imanuel Petu mengambil waktu kebaktian mulai dari tanggal 24, 25, 26 dan 31 Desember 2020 s.d tanggal 1 Januari 2021. Kami rayakan dalam kebaktian pukul 08.00 Wita. Jadi untuk di Gereja Imanuel Petu tidak ada kebaktian sore atau malam hari, karena itu sudah merupakan keputusan Majelis Jemaat Imanuel Petu dengan melihat SOP dari Majelis Sinode GMIT,” ungkapnya. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait