Ibu Adalah Malaikat

  • Whatsapp

beritalima.com, — Ibu? Ibu adalah bagaikan sosok bidadari, malaikat, pahlawan, dan tameng bagi anaknya di setiap anaknya mempunyai masalah. Seluruh Ibu pasti akan berusaha melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya. Rela berkorban di jalani agar anak nya bahagia. Ibu juga selalu mendoakan anaknya supaya selalu dalam lindungan Allah SWT. Ibu merupakan wanita terhebat dan Ibu adalah segalanya.
Aku terlahir dengan keluarga yang lengkap, tentunya memiliki ayah, ibu, kakak, dan aku. Aku mempunyai keluarga kecil yang jumlahnya hanya empat orang.

Sejak aku menduduki Sekolah Menengah Pertama Swasta, dan kakakku menduduki Sekolah Menengah Akhir Swasta, kami selalu mendapatkan ceramahan dari ayah masalah pendidikan. Aku dan kakak mengerti bahwa ayah mendidik seperti ini supaya kami bisa menjadi anak yang sukses. Tapi cara ayah mendidik kami salah, bukan dengan cara ini. Ayah memang memiliki sifat yang keras kepada anak-anaknya. Ayah selalu memaksa kami agar mendapatkan sekolah negeri hingga kuliah nanti, bagaimana pun caranya. Menurut ayah sekolah negeri adalah sekolah yang paling keren sedunia, dan menurut ayah jika yang sekolah nya negeri hingga mendapatkan kuliah nya negeri pasti bisa mendapatkan pekerjaan yang mapan dan sukses. Padahal belum tentu. Memang sekolah negeri bagus, tetapi tidak semua anak bisa dipaksakan untuk bisa mendapatkan sekolah negeri dan setiap kemampuan orang berbeda-beda.

Begitupun aku dan kakakku. Setiap hari dari pagi hingga malam kami pasti mendapatkan omongan itu setiap kumpul keluarga. Ayah juga selalu membandingkan aku dan kakak dengan anak lain yang bisa mendapatkan sekolah negeri. Sampai akhirnya aku dan kakak merasa rendah diri, dan down. Ibu merasa sedih dan kasihan melihat anaknya terus di buat down dengan perkataan Ayah, Ibu selalu terus memberi kami motivasi agar kami bisa lebih semangat sekolah dan tidak usah mendengarkan perkataan Ayah, karena kalau terus kami memikirkan perkataan Ayah, sekolah kami akan berantakan. Ibu pun di sini akhirnya harus berdebat dengan Ayah karena masalah kami dan Ibu memberi tahu supaya Ayah bisa mengerti dengan kemampuan anak-anaknya. Ayah tidak pernah memikirkan perasaan kami.

Ibu sebagai tameng kami terus membela kami memberi penjelasan yang baik kepada Ayah, setiap Ayah selalu mengulang ucapannya itu terus menerus, tetapi Ayah tetap keras kepala dengan apa yang ia ucapkan kepada ku dan kakakku.

Tiga tahun pun berlalu hingga kakakku memasuki dunia perkuliahan akhirnya mendapatkan kuliah negeri yaitu di Universitas Islam Negeri dan aku menduduki bangku Sekolah Menengah Akhir Swasta, Ayah lagi lagi membicarakan hal itu kepada ku, berbeda dengan kakakku karena ia sudah berhasil mendapatkan kuliah negeri. Sekarang giliran aku sendiri yang mendapatkan ceramahan dari Ayah setiap hari. Aku merasa lelah dengan ucapan ayahku, hingga aku pun menangis dan down karena lelah dengan ucapan ayah yang itu terus menerus. Aku mengadu dan bercerita dengan Ibu, lagi lagi di sini Ibu ku harus angkat tangan karena Ibu merasa kasihan dengan anak nya yang selalu mendapatkan ceramahan itu setiap hari dari Ayah, Ibu juga merasa bosan dengan perkataan Ayah. Ibu harus menjadi tameng di saat Ayah membicarakan hal ini berulang ulang kali.

Sekolah Menengah Akhir ku pun hampir selesai, karena aku pun lelah dan capek karena ceramahan Ayah ku yang di bicarakan hal itu terus. Sampai aku, Ibu, dan kakakku pun bosan mendengarnya. Aku harus bekerja keras supaya aku bisa mendapatkan kuliah negeri, dan berkat kakakku yang senantiasa selalu membantu ku supaya aku tidak mendapatkan ceramahan ayah lagi. Hampir semua tes aku coba dari mulai SNMPTN, SBMPTN, dan beberapa Ujian Mandiri S1 dan D3 agar aku bisa mendapatkan kuliah negeri sesuai yang Ayah inginkan. Akhirnya, Alhamdulillah aku bisa keterima di Politeknik Negeri Jakarta. Ayah pun akhirnya senang, dan Ibu dan kakakku lega dan senang.

(Penulis Rury Ashofiyah Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *