IDRI Pusat Usulkan Segi Tiga Layanan Pendidikan Diterapkan PTS-PTN di Maluku

  • Whatsapp

AMBON, BeritaLima.com,- Wakil Ketua Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI) Pusat, DR. Dian Utami Sutisno mengusulkan, perguruan tinggi di Maluku harusnya menerapkan sistem segiti tiga layanan pendidikan. sebagaimana yang diterapkan diwilayah barat Indonesia saat ini (pulau jawa dan lainya).
Sistem ini secara langsung memberikan ruang bagi semua unsur yang ada dalam sebuah Universitas atau Kampus, khususnya di derah ini. Baik antara dosen dan mahasiswa, pegawai dan dosen, hingga para pejabat dan dosen itu sendiri.
Diakuinya, memang hal ini tak terjadi di semua PTS maupun PTN di Maluku saat ini. Namun sebagian besar kampus menerapkan sistem tersebut. Berkaca dari PTS maupun PTN yang ada di luar Maluku, menjadikan mahasiswanya memiliki kekududukan yang merasa dihargai juga, sehingga sistem yang diterapkan pihak kampus, dijalankan dengan sangat baik oleh seluruh komponen termasuk para mahasiswanya.
“Tidak semua tapi umumnya yah. Tapi kalau misalnya belum perguruan tinggi negeri misalnya, dosen dan mahasiswa itu hubunganya sedikit jauh. Tapi kalau terutama kita yang mengajar di perguruan tinggi swasta yang ada diluar maluku itu mahasiswa itu memiliki keududukan atau posisi yang sangat dihargai begitu,”ujar Dian, kepada media ini usai pertemua Seminar Nasional dan Call Paper IDRI bersama perwakilan Dosen dari seluruh Universitas se-Indonesia yang berlangsung di SwissbelHotel, Ambon. Kamis (26/10).
Menurut sang doktor, yang juga Ketua IDRI wilayah Maluku tersebut, alasan Inilah yang menjadi tolak ukur kenapa program ini diusulkan IDRI. Sebab fakta, bahwa selama ini yang terjadi di hampir seluruh lembaga perguruan tinggi di Maluku, tidak berjalan secara terbuka. Jabatan pejabat tinggi lembaga yang melekat pada seseorang misalnya, menjadikan peribadi orang itu terkesan elit dimata pegawai, Dosen biasa hingga para mahasiswa.
Inilah yang harus dihilangkan,. Lanjut dia, Sikap terbuka seorang pimpinan lemabaga, sangat dibtuhkan semua unsur yang menjalankan aktifitas di lembaga kampus itu sendiri. Sehingga kemudian, sinergitas yang dibangun menjadikan semua elemen lembaga lebih baik, dan nyaman dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.
“Bidang pendidikan artinya di puncak atas yaitu kampus. Sudut kiri kanan itu dosen, mahasiswa, kadang-kandang khan kita lihat dalam kehidupan kampus itu dosen pun terkesan exklusif, Kurang harmonis atau kurang dekat dengan mahasiswa,”ujarnya.
Dengan begitu, lahirlah sebuah keharmonisan dalam lembaga yang dijalankan. Dengan terciptanya keharmonisan ini, membuat para mahasiswa lebih nyaman, leluasa, brekesempatan membuka akses komunikasi interaktif dengan para petinggi didalamnya. Dan dapat melahirkan mahasiswa yang intelek di masa mendatang.
“Harapan saya itu kelak terjadi sinergitas antara mahasiswa, dosen kemudian secara fertikal antara pimpinan dan bawahan,”ujarnya.
Karena sebetulnya jika tercipata keharmonisan atau keintiman antara dosen dengan mahasiswa maka tujuan kampus yang paling penting itu akan lebih mudah untuk diterapkan.
Sang Doktor yang saat ini aktif sebagai dosen luar biasa di Universitas Widyatama Bandung, Jawa Barat ini menyatakan, seharusnya masalah ini juga menjadi perhatian serius pemerintah dearah, guna menciptakan sinergitas yang baik antar lembaga pendidikan dengan pemerintah daerah, dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih memadai dimasa mendatang.
“Nah itu sebetulnya yang harus kita benahi yaitu untuk memperhatikan interaksi dosen dan mahasiswa supaya bisa menunjang pencapaian tujuan kampus,”papar Dian. (Mukaddar).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *