JAKARTA, beritalima.com —- Derajad ke Islaman Prabowo-Sandiaga Uno semakin hari semakin terlihat jauh dari harapan umat Islam. Hal itu membuat umat Islam miris. Bagaimana mau menjadi pemimpin Islam jika hal-hal mendasar tentang Islam tidak paham. Karena itu perlu Ijtima Ulama 3, Tolak Dukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019
“Perlu dilakukan Ijtima Ulama 3 untuk menyelamatkan masa depan Umat Islam dengan menolak mendukung atau tidak memilih Pasangan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019. Memilih pasangan Capres Nomor Urut 2 ini lebih banyak mudhoratnya bagi umat Islam,” tegas Sekretaris The President Center, Fahmy Hakiem di Jakarta.
Menurut pria asal Madura itu, Ijtima Ulama 2 yang merekomendasikan Pasangan Prabowo-Sandi dengan harapan mereka dapat menjadi imam bagi umat Islam. Tentu derajat ke Islamannya harus bisa diandalkan karena mayoritas rakyat Indonesia mayoritas memeluk agama Islam. Tapi kenyataannya berbeda.
Derajat ke Islaman Prabowo diragukan. Sejak awal, sebagaimana dilansir Usamah Hisyam, para ulama di Ijtima Ulama 2 sempat ada yang mempertanyakan kualitas ke Islaman Prabowo. Dalam pertemuan itu Prabowo sempat marah meninju meja beberapa kali di depan para ulama menjawab keraguan para ulama.
Keraguan terhadap ke Islaman Prabowo makin besar saat rakyat Aceh/para dai muda meminta tes baca Al Quran. Namun tidak ditanggapi serius oleh Prabowo. Bahkan Tim Suksesnya menyebut tes baca Al Qu’an mengarah pada Sara. Prabowo sendiri menyebut dirinya lama tinggal di Yordan tentu bisa berbahasa Arab.
“Permintaan tes baca Al Qur’an rakyat Aceh dapat dimaklumi. Karena 90 persen rakyat Aceh beragama Islam. Bahkan dalam Pilkada pun yang mencalonkan diri dites baca Kitab Suci Al Qur’an bagi yang beragama Islam. Jadi tidak ada yang aneh,” tegas Fahmy yang juga Ketum Brigade Komando Merah Putih Lira itu.
Keraguan juga terjadi kepada Cawapres Sandiaga Uno pasca video cara berwudhu yang tidak sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Maidah 6, viral di media sosial. Al Maidah 6 menyebutkan “Hai orang2 yang beriman, jika kamu hendak mendirikan sholat, basuh lah mukamu, tanganmu sampai siku dan sapulah kepala dan kaki kamu sampai mata kaki”
Jika berwudhu saja Sandiaga Uno salah, bagaimana shalatnya dikatakan sempurna. Jika hal yang mendasar saja dalam Islam tidak bisa dijalankan, bagaimana mungkin dia dapat menjadi imam yang baik bagi umat Islam. Yang lebih miris Sandiaga disebut ulama pula.
“Ijtima Ulama 2 telah gagal mencari pemimpin yang baik sebagai imam bagi umat Islam. Karena figur Prabowo-Sandi jauh dari harapan. Ingat mencari pemimpin yang memiliki agama yang baik menentukan masa depan bangsa. Dan umat Islam ikut berdosa jika memilih pemimpin yang salah,” tegas Fahmy
Melihat realitas dalam Pilpres, Prabowo-Sandi hanya mau memanfaatkan dukungan umat Islam. Hanya menjadikan Agama Islam sebagai kuda tunggangan. Ibarat jualan ayat kursi. Begitu kursinya didapat, ayat-ayatnya ditinggal. Untuk itulah umat Islam jangan sampai dibodohi yang membuat berdosa jika salah pilih.
“Jadi sebagai muslim saya tetap meyakini perlunya Ijtima Ulama 3 untuk tolak atau jangan pilih Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019, karena Ijtima Ulama 2 gagal merekomendasikan figur yang mengerti Islam dan bisa jadi imam bagi Islam. Masa Ijtima Ulama merekomendasikan figur yang tidak paham Islam,” tegas Fahmy Hakiem
Menurut catatan redaksi baik Prabowo maupun Sandiaga Uno pendidikan dasar di sekolah Kristen. Prabowo sendiri sebelumnya beragama Kristen dari keluarga Nasrani. Prabowo kemudian jadi mualaf saat mau mengawani Titiek Soeharto. Sementara Jokowi-KH.Ma’ruf Amin sejak pendidikan dasar menimba ilmu di sekolah umum yang berbasis Agama Islam. (rr)