Ikut Konferensi Internasional, Mahasiswa Unair Eksplor Budaya Sabah Malaysia

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com-
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali unjuk gigi dalam ajang internasional. Sosok Rafli Noer Khairam namanya, ia baru saja kembali ke Indonesia pasca mengikuti konferensi internasional. Rafli sapaan akrabnya mengikuti Wikimedia ESEAP Conference pada Jumat – Sabtu (10 – 12/5/2024).

Konferensi internasional tersebut berlangsung di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Acara itu menjadi ajang bagi kontributor Wikimedia untuk berbagi pengalaman. Para kontributor itu berasal dari kawasan Asia Timur, Asia Tenggara, hingga Pasifik. Dalam konferensi itu, Rafli berkesempatan mempresentasikan proyeknya. Proyek tersebut berjudul WikiRenjana: Menulis 100 Resep Masakan dan Jajanan Sunda di Wikibooks Indonesia.

Belajar Budaya dan Bahasa

Rafli menceritakan bahwa ada berbagai agenda pada acara ini. Tak hanya berbagi pengalaman, para peserta yang hadir saling bertukar budaya dan bahasa dari daerah masing-masing.

“Kami nggak hanya berbagi pengalaman tapi saling belajar budaya dan bahasa satu sama lain. Setiap peserta juga membawa oleh-oleh khas dari daerahnya, lalu ada sesi tukar oleh-oleh. Oleh-olehnya berbagai macam ada souvenir, makanan ringan, stiker, dan sebagainya,” katanya.

Keseruan berlanjut saat para peserta menggunakan pakaian adat dari daerah masing-masing. Nyanyian lagu-lagu tradisional asal daerah masing-masing menjadikan acara semakin menarik.

“Momen yang nggak kalah menarik, saat kami menyanyikan lagu-lagu tradisional bersama. Melalui cara tersebut kami saling belajar budaya dan bahasa,” terangnya.

Kunjungi Mari-Mari Culture Village

Lebih lanjut, Rafli menuturkan bahwa ia berkesempatan mengeksplorasi budaya setempat. Lokasi tempat berlangsungnya acara berada di Kota Kinabalu, yang merupakan ibukota Sabah, Malaysia. Lokasinya berada di bagian utara Kalimantan.

Disana terdapat kampung budaya yang bernama Mari-Mari Culture Village.

“Kampung budaya menyediakan miniatur rumah adat bagi suku-suku adat yang ada di Sabah. Beberapa suku seperti Suku Dusun dan Rungus, Suku Lundayeh, Suku Bajau, dan Suku Murut,” tuturnya.

Rafli dan peserta lain berkesempatan untuk mengelilingi kampung dan mencicipi makanan khas setempat.

Kembangkan WikiRenjana
Rafli mengungkapkan bahwa pengalaman yang ia dapat, menjadi semangat baru untuk melanjutkan proyek yang tengah ia garap. Proyek WikiRenjana ini dalam rangka mendokumentasikan kuliner nusantara pada proyek Wikimedia.

Rafli tak sendirian, ia berkolaborasi bersama rekan-rekannya untuk mewujudkan proyek ini.

“Setelah ini saya berharap proyek yang tengah kami kerjakan semakin berkembang. Tentu dalam mewujudkannya butuh kolaborasi dan kerja sama dari berbagai pihak,” jelasnya.

Melalui konferensi internasional, Rafli berharap jejaring dan potensi kolaborasi dalam mewujudkan proyek ini semakin luas. Rafli yakin bahwa dengan hal kecil yang mereka lakukan akan memberikan dampak besar bagi pengetahuan.

“Saya berharap melalui konferensi ini banyak pihak yang bersedia berkolaborasi bersama kami. Saya yakin hal kecil yang kami garap secara bersama akan memberikan dampak yang besar. Oleh sebab itu, mari bersama membebaskan pengetahuan,” ujarnya.(Yul)

beritalima.com

Pos terkait