Ikuti International Exposure, Mahasiswa ITS Lakukan Studi ke Prancis

  • Whatsapp

Mahasiswa IUP dari Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS saat akan berangkat studi ke Prancis

SURABAYA, Beritalima.com|
Meski di tengah pandemi Covid-19, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) masih terus melakukan kegiatan internasionalisasi, salah satunya berupa international exposure bagi mahasiswa program International Undergraduate Program (IUP). Kali ini, sebanyak 10 mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri (DTSI) ITS mengikuti program student exchange ke University Bourgogne Franche-Comté (UBFC), Prancis yang diberangkatkan pada Minggu (16/1/2022) yang lalu.

Wakil Kepala DTSI ITS Nani Kurniati ST MT PhD menjelaskan, mahasiswa angkatan 2019 tersebut akan mengikuti program ini selama satu semester hingga bulan Mei nanti. Menurut Nani, memang periode semester genap di kampus UBFC lebih cepat daripada kampus ITS karena pembelajaran telah dimulai sejak 17 Januari 2022.

“Sehingga sesampainya di sana, mereka langsung berkegiatan,” terangnya.

Alumnus National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) tersebut menyebutkan bahwa dari beberapa pilihan international exposure seperti halnya joint degree ataupun double degree, DTSI memiliki ketentuan satu semester melakukan exchange. UBFC sendiri merupakan salah satu kampus untuk mahasiswa IUP yang memiliki kecocokan program dengan DTSI dari hasil pertemuan bersama Direktorat Kemitraan Global (DKG) ITS dan kampus terkait.

“Kuota mahasiswa ditentukan oleh pihak UBFC dengan mempertimbangkan perkiraan biaya akomodasi,” ungkap Nani.

Selama menjalani program pertukaran mahasiswa ini, Nani menyebutkan jika mereka berkesempatan mengikuti satu paket program yang turut mencakup aspek bahasa dan kebudayaan. Program tersebut ditempuh selama 270 jam atau sekitar 30 satuan kredit semester (SKS).

“Di antaranya termasuk agenda industrial heritage yang berupa kunjungan ke beberapa industri di Prancis,” tutur dosen pengampu Laboratorium Manufacturing Systems DTSI ITS tersebut.

Tentu saja, lanjutnya, program ini juga membawakan engineering course dan innovation yang melengkapi bidang keilmuan program studi mereka. Menariknya, program tersebut menghadirkan kelas bahasa Prancis tingkat lanjut secara intensif dengan total 7 SKS tempuh, di mana mahasiswa tersebut telah kursus bahasa Prancis tingkat dasar di Institut Francais Indonesia (IFI) selama 100 jam.

“Sehingga sudah cukup mumpuni untuk mempelajari tingkat lanjutnya,” ujar Nani.

Kendati nantinya pembelajaran di UBFC akan dilaksanakan secara langsung di kampusnya, Nani mengungkapkan bahwa mahasiswa akan diberikan booster vaksin Covid-19 dari UBFC sebagai langkah pertahanan dalam kondisi pandemi saat ini. Ditambah lagi, kota Besançon yang menjadi tempat tinggal para mahasiswa merupakan kota kecil yang tidak terlalu ramai, sehingga kekhawatiran bertemu kerumunan dapat terhindar.

Dengan program internasionalisasi ini, Nani berharap nantinya mahasiswa bukan hanya sekadar mendapatkan pengetahuan akademik. Hal yang terpenting, menurut Nani, adalah bagaimana mahasiswa bisa beradaptasi terhadap kehidupan luar negeri dengan sistem pendidikan yang berbeda dari dosen dan mahasiswa setempat.

Ini merupakan sebuah kesempatan belajar yang berbeda karena tidak bisa didapatkan jika hanya terlaksana secara virtual.

“Semoga mereka bisa mengikuti pembelajaran dengan sebaik-baiknya serta sehat selalu sampai dengan kembali ke tanah air,” pungkasnya penuh harap.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait