Impor Meningkat, Produksi Ikan Terganggu, Andi Akmal: Minta Jokowi Waspada

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi IV DPR RI, Dr H Andi Akmal Pasluddin meminta Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meningkatkan kewaspadaan terhadap stabilisasi pangan dalam negeri termasuk ketersedian bahan kebutuhan pokok tersebut di pasar.

Meski kondisi pasar terlihat baik-baik saja, kata wakil rakyat dari Dapil II Provinsi Sulawesi Selatan akan tetapi Andi Akmal melihat banyak rakyat termasuk petani dan pelaku produksi perikanan mengalami gangguan terhadap stabilitas ekonominya.

“Saya memperhatikan dan banyak mendapat laporan terkait peningkatan importasi pangan di awal kuartal tahun ini. Komoditas strategis pangan hampir semua mengalami kenaikan importasi, mulai dari medium hingga signifikan, seperti garam, gula, kedelai, jagung dan bawang putih,” jelas Andi Akmal kepada awak media, Rabu (21/4).

Ditambah lagi, kata Andi Akmal, untuk komoditas perikanan pertengahan Maret 2021, harga meningkat antara 14 hingga 25 persen. “Keadaan ini dapat dipastikan ada sebagian masyarakat yang mengalami gangguan, baik pelaku produksi maupun konsumsi,” tutur Andi Akmal.

Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut ketika mendapat laporan sejumlah nelayan di dapilnya mengatakan, sudah beberapa pekan ini terjadi kelangkaan ikan tertentu seperti kembung, cakalang, kuwe dan baby tuna. “Situasi di lapangan, Laut menguji para nelayan untuk bersabar disebabkan betapa sulitnya mendapatkan jenis ikan tertentu,” jelas Andi Akmal.

Berkaitan dengan komoditas pangan lain dari sektor kelautan adalah garam yang semakin hari, importasi semakin tinggi. Andi Akmal mengingatkan, kuartal awal tahun ini di banding kuartal tahun lalu telah terjadi kenaikan 54,02 persen.

Polemik impor garam ini menurut Andi Akmal, tidak ada trobosan yang signifikan baik dari sisi industrialisasi maupun sisi pembinaan produksi garam rakyat dari Pemerintah sehingga terjadi peningkatan kualitas yang signifikan. “Ini penyebab utama impor garam tak ada ujung penyelesaian.
Polemik masih seputar garam industri dan garam Konsumsi.”

Begitu juga dengan gula, tambah Andi Akmal, persoalannya lebih kompleks dibandingkan dengan garam. Saat ini, kenaikan importasi sangat signifikan yakni 1,93 juta ton atau naik 42,96 persen dibandingkan periode Januari-Maret 2020.

Kuartal awal tahun lalu, importasi gula tercatat 1,34 juta ton. Persoalan gula lebih rumit lagi dari garam. Selain kelembagaan, lahan, sarana prasarana produksi hingga tata niaga, semua punya kerumitan tersendiri. Perlu ada evaluasi mendalam setiap komoditas pangan agar terjadi kemajuan bertahap tapi pasti.

“Saat ini semua serba tidak pasti pada tata kelola pangan nasional. Untuk itu, saya minta pemerintah selalu meningkatkan kewaspadaan dari waktu ke waktu pada persoalan pangan ini. Karena kedepannya, Negara yang unggul adalah yang tahan terhadap kebutuhan pangan, energi, kesehatan dan Teknologi Informasi,” demikian Dr H Andi Akmal Pasluddin. (akhir)

 

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait