JAKARTA, beritalima.com – Pembukaan Pameran Indonesia Halal Expo atau Indonesia Halal Expo (INDHEX) 2017 kembali digelar tiga hari, 16 – 18 Nopember 2017, di SMESCO Exhibition Hall, Jakarta. Dihadiri Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita, Perwakilan Ketua Komisi VIII DPR, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI, Kepala Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP), Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN), Kepala Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal (BPJPH), dan lain sebagainya.
Direktur LPPOM MUI, Lukmanul Hakim dalam sambutannya mengatakan, bahwa produk halal sudah lama dilakukan dan bukan hanya isu syariatisasi tapi menjadi kompetetif dalam perdagangan Internasional.
Ia menyatakan bahwa Indonesia sebagai negeri muslim dan religius untuk kepentingan umat dan bangsa di Asia. Perdagangan halal Indonsia, tercatat di tahun 2016 sampai mencapai 7 miliar dolar, dan perdagangan halal tercatat 14 juta dolar.
“Memang kita lihat dari perdagangan ini, belum masuk dalam the best perdagangan halal, tapi Indonezia masuk dalam urutan ke delapan. Standar halal Indonesia diterima di negara negara pengimport. LPPOM MUI akan dapat ISO 90005 untuk meningkatkan produk halal Indonesia, apalagi Rusia meminta perdagangan halal dari Indonesia, juga Moscow dan Timteng,” tandas Lukman Hakim.
Ditambahkan juga oleh Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita bahwa Indonesia sekarang ini memiliki sertifikat halal dan menjadi nilai tambah kendati awalnya menjadi penghambat perdagangan tapi menjadi sangat berkepentingan dengan nilai tambah ekspor Indonesia. Untuk UMKM, ia meminta kepada MUI dapat mempermudah UMKM dan membuka pasar baru.
Even tahunan yang sekarang ini bertemakan “Meningkatkan Daya Saing Produk Indonesia Melalui Sertifikasi Halal” adalah dalam rangka edukasi dan promosi produk bersertifikat halal.
Rangkaian kegiatan INDHEX tahun 2017 ini berupa pameran produk bersertifikat halal sebanyak 100 stand, dan berbagai event lainnya seperti Halal Award 2017, penyerahan hadiah Olimpiade halal halal 2017, silaturrahmi LPPOM MUI dengan pimpinan perusahaan bersertifikat halal, talkshow, seminar, serta aneka kegiatan lainnya.
Selanjutnya penyerahan hadiah kepada para pemenang Olimpiade Halal 2017 yang telah dilaksanakan sejak Juli lalu. Diikuti 13.524 peserta yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia, serta beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Saudi Arabia.
Bentuk kegiatan lainnya dilaksanakan silaturrahmi dengan pimpinan perusahaan bersertifikat halal, dalam bentuk diskusi panel dengan tema kelanjutan proses sertifikasi setelah penetapan UU Jaminan Produk Halal. Dijadwalkan hadir sebagai pembicara antara lain pimpian dari lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majeljs Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal (BPJPH), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM), dan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMl).
Tak hanya itu kata panitia penyelenggara pameran, ada berbagai seminar dan pelatihan yang dapat menunjang peningkatan daya saing produk bersertiftkat halal, serta berbagai kompetisi pun digelar, seperti kompetisi memasak, lomba menggambar dan mewamai, serta fashion show yang didukung oleh produsen kosmetika halal terkemuka, Wardah.
“Acara ini akan dihadiri oleh produsen produk halal baik internasional maupun lokal, produsen UKM, instansi pemerintah, komunitas halal serta dihadiri pula oleh stakeholder terkait. Diharapkan, acara ini mampu meningkatkan daya saing produk halal di pasar nasional maupun global, sekaligus meningkatkan kesadaran serta peran stakeholder mengenai halal, dan meningkatkan potensi dan nilai jual produk bersertifikat halal,” ungkap panitia.
Lebih lanjut diungkapkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma’ruf Amin bahwa INDHEX merupakan agenda rutin tahunan, kali ini menempati posisi yang sangat strategis, mengingat komsumsi halal tidak hanya berkaitan dengan syariat Islam, akan tetapi menjadi gaya hidup masyarakat modern.
Menurutnya tidak heran jika di negara-negara yang penduduknya bukan pemeluk Islam, sertifikasi halal telah berkembang sangat pesat.
“Bahkan negara-negara Eropa dan Amerika sangat aerius memggarap apsar halal, karena produk halal itu tidak hanya dikomsumsi oleh pemeluk agama Islam. Tapi menjadi suatu keyakinan halal food ia good food, hingga produk halal dapat diterima oleh semua konsumen di seluruh dunia,” pungkas Ma’ruf Amin.
Dari data Glibal State of Islamic, bahwa nilai perdagangan halal di seluruh dunia terus meningkat tiap tahun. Bahkan permintaan produk halal dunia mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 9,5% dalamenam bulan kedepan. Tahun 2019 akan mencapai US$ 3,7 triliun.
Sedangkan menurut lembaga survei Pew Research Center’s Forum on Religion & Public Life, wilayah utama produk halal berada di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim. Oleh karena itu pertumbuhan penduduk muslim dunia terus meningkat dari 1,6 milar jiwa pada tahun 2010 menjadi 2,2 miliar pada tahun 2030.
“Pada kesempatan ini kami mengharapkan agar pemerintah, melalui Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, dapat mengeluarkan kebijakan atau regulasi yang dapat mendukung perdagangan produk halal, utamanya di pasar ekspor sekaligus mengatur tata niaga produk impor. Kebijakan tersebut perlu ditempuh agar produk halal Indonesia dapat menjadi tuan di negeri sendiri, sekaligus merajai pasar internasional yang semakin terbuka lebar,” ungkapnya. dedy mulyadi