Indonesia Belum Bisa Terapkan Injeksi Mati Bagi Pengedar Narkoba

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Tiga hari yang lalu, Pemerintah China menerapkan injeksi mati bagi pengedar narkoba, namun di Indonesia masih menerapkan hukuman mati dengan cara ditembak setelah melewati proses persidangan. Maraknya narkoba di Indonesia hingga berton – ton diselendupkan dari Chine, Niheria, dan sari negara lain.

Hal ini dijelaskan politisi PDI Perjuangan DPR RI, Imam Suroso kepada beritalima.com, bahwa polisi dan alat penegak hukum lainnya yang terkait harus pro aktif, kalau anak bangsa Indonesia ingin hidup ke masa depan. Mengingat Aparat China dalam menangani pengedar narkoba dengan hukuman mati ditembak, namun kini berubah cara mematikannya yakni dengan cara suntik mati atau injeksi mati bagi pengedar narkoba.

“Memang di Cjina sudah diterapkan, rapi di Indonesia masih menerapkan hukuman mati dengan cara ditembak. Seandainya diusulkan untuk disuntik mati atau injeksi mati, harus dibahas lagi di Komisi III DPR RI dengan Pemerintah,” ujarnya.

Apalagi di BNN, menurutnya sudah tegas dan luas biasa dalam menanggulangi bahaya narkoba yang dipersenjatai senapan non militer yang canggih. Namun sikap maling punya cara tersendiri menghadapi apaeat penegak hukum hingga kerap terjadi kecolongan. Oleh karena itu, diminta Imam Suroso, yang duduk di Komisi IX DPR RI, aparat bersama rakyat harus pro aktif dari kecamata hingga tingat RT.

“Jadi kalau rakyat pro aktif, tinggal lapor polisi bilamana mengetahui, dan langsung turun ke lapangan. Karena kalau tidak lapor secepatnyabisa berbahaya,” tandasnya.

Sementara mengenai lintas batas terutama yang berbatasan langsung dengan Malaysia, banyak ratusan jalan tikus hingga saat ini masih menjadi kendala bagi pemerintah Indonesia untuk mengurangi sindikat narkoba dan jual beli orang. Dikatakan Imam Suroso, personil Pokri tidak perlu ditambah untuk menjaga lintas batas, melainkan pelayanan satu atap.

“Perbatasan dengan aparat terkait, ada Satpol PP, Bupati, Camat, Lurah, RW, dan RT. Kalau sudah pro aktif, polisi tinggal siap menjalankan perintah. Kalau hanya polisi ditambah 10 kali lipatpun tidak akan pernah selesai, tapi kalau bersama rakyat dipastikan bisa cepat selesai,” imbuhnya. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *