Indonesia Berjuang Kelola Sampah Lebih Produktif

  • Whatsapp
Dialog Kelola Sampah Menjadi Sumber Daya Produktif Menuju Zero Waste Zero Emission” serta “Peluncuran Buku Panduan Bank Sampah” di Jakarta (21/2).

Jakarta, beritalima.com | “Tahun ini, tema HPSN yang diberikan oleh Ibu Menteri LHK adalah Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif. Kalimat ini bermakna dalam, bagaimana kita mengatasi permasalahan sampah plastik atau sampah-sampah yang lain dengan cara yang produktif,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PSLB3-KLHK), Rosa Vivien Ratnawati.

Rosa mengemukakan hal tersebut saat peringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024, yang juga gelar kegiatan “Dialog Kelola Sampah Menjadi Sumber Daya Produktif Menuju Zero Waste Zero Emission” serta “Peluncuran Buku Panduan Bank Sampah” di Jakarta (21/2).

Bacaan Lainnya

“Urusan sampah harus menjadi bagian dari solusi terhadap triple planetary crisis yang dihadapi masyarakat global saat ini, yaitu climate change, biodiversity loss, dan pollution. Penguatan posisi sektor pengelolaan sampah harus mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang memaduserasikan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan,” jelas Rosa.

Sebagai langkah nyata melawan triple planetary crisis tersebut, khususnya perubahan iklim dan polusi, Indonesia melalui kepemimpinan KLHK tengah mengembangkan kebijakan dan program mitigasi perubahan iklim dari sektor sampah dan limbah melalui komitmen Zero Waste Zero Emission 2050.

KLHK tengah memimpin negosiasi di tingkat global dalam menyusun kesepakatan internasional yang mengikat untuk mengakhiri polusi plastik atau intergovernmental negotiating committee (INC) to develop on international legally binding instrument (ILBI) on plastic pollution, including in the marine environment.

Dipaparkan juga, pada 2023 lalu terdapat 35 TPA yang terbakar di Indonesia. Peristiwa ini terjadi akibat pengelolaan sampah di TPA yang masih belum berjalan dengan baik. Ini terbakar mayoritas masih beroperasi secara open dumping, sampah tidak dikelola dan dibuang begitu saja ke TPA. Padahal, dalam paradigma pengelolaan sampah saat ini, TPA hanya untuk sampah residu atau sisa.

“Bila kita belajar dari negara-negara maju seperti Denmark atau Jepang, residu yang dibuang ke TPA hanya 4%, sisanya (96%) dikelola. Kedepannya, kita harus punya mimpi, bahwa kelak kita akan bisa melakukan pengelolaan sampah seperti (negara-negara maju) itu. Oleh karena itu, momentum HPSN 2024 ini kita gunakan bersama untuk mencapai zero waste zero emission 2050,” saran Rosa.

Jurnalis: Abriyanto

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait