Surabaya- Pernyataan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari bahwa ada kemungkinan Pemilu 2024 kembali menerapkan Sistem Proporsional Tertutup telah melahirkan banyak diskusi terbuka di berbagai platform media sosial. Pro kontra sudah pasti ada.
Menanggapi sinyalemen Ketua KPU tersebut, pengamat politik Firman Syah Ali yang akrab disapa sebagai Cak Firman Arek Wonocolo menyatakan urgensi Indonesia segera kembali ke Sistem Proporsional Tertutup karena praktek money politics semakin subur.
“Saat ini Indonesia sedang darurat money politics, karena money politics semakin subur dan meraja lela. Money politics adalah pintu gerbang korupsi, dan korupsi merupakan extra ordinary crime. Maka untuk menyelamatkan Indonesia dari tumbuh suburnya extra ordinary crime, penting untuk segera mengubah sistem Pemilu kembali ke proporsional tertutup” ujar tokoh aktivis angkatan 98 ini.
Namun Firman Syah Ali mengakui bahwa sistem terbuka maupun tertutup sama-sama memiliki kelebihan dan kelemahan.
“Saya akui sistem terbuka maupun tertutup punya kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Namun rilis hasil survey berbagai lembaga kredibel menyatakan bahwa sistem terbuka selama ini telah memicu money politics skala besar. Salah satunya adalah hasil penelitian CSIS. Karena berkaitan dengan kejahatan keuangan yang luar biasa, maka sangat urgen bagi negara ini untuk segera kembali ke sistem proporsional tertutup” lanjut Pengurus Harian LP Ma’arif NU Jawa Timur ini.
Untuk menyelamatkan bangsa dan negara, Firman Syah Ali mengajak seluruh elemen masyarakat mendukung kembalinya sistem pemilu proporsional tertutup.
“Maka untuk keselamatan bangsa dan negara, marilah segenap lapisan masyarakat serempak mendukung kembalinya Pemilu Indonesia ke sistem operasional tertutup. Tidak usah lagi berdebat tentang plus minus kedua sistem tersebut, sebab sudah jelas kekurangan sistem pemilu terbuka sangat fatal, terkait dengan ancaman kejahatan keuangan yang luar biasa” pungkas tokoh yang pernah didukung menjadi Walikota Surabaya oleh Keluarga Alumni HMI (KAHMI) ini.