BOGOR, beritalima.com | Indonesia dan Singapura sepakat untuk meningkatkan kerja sama di beberapa bidang, seperti investasi, hubungan antarmasyarakat, hingga pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan. Hal tersebut tercermin dari kunjungan kenegaraan Presiden Singapura Halimah Yacob ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 4 Februari 2020.
Saat memberikan pernyataan pers bersama, Presiden Jokowi mendorong kedua negara untuk terus memperkokoh hubungan yang saling menguntungkan, terutama mengingat kedua negara merupakan tetangga dekat.
“Hubungan erat yang telah kita bangun bukan hanya di bidang ekonomi tapi juga hubungan antarmasyarakat,” kata Presiden Jokowi.
Dalam pertemuan bilateral, kedua kepala negara membahas dua hal besar, yaitu kemajuan hubungan setelah pertemuan Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, pada Oktober 2019 yang lalu, dan kerja sama investasi serta hubungan masyarakat.
“Saya sangat puas dengan kemajuan kerjasama kita, antara lain ditandatanganinya yang pertama, selesainya negoisasi perjanjian persetujuan penghindaran pajak berganda yang tadi telah kita saksikan dan telah ditandatangani,” ujarnya.
Kedua, selesainya perundingan dan telah ditandatanganinya kerja sama penegakan hukum kepabeanan antara Direktorat Jenderal Bea Cukai dengan Singapore Police Coast Guard. Ketiga, implementasi RISing (Republic Indonesia-Singapore) Fellowship Program berupa pelatihan sejumlah kepala daerah dari Indonesia.
“Yang keempat telah disepakatinya perpanjangan _repurchase agreement_ pada November 2019 antara Bank Indonesia dengan Monetary Authority of Singapore, dan yang kelima realisasi dan penguatan kerja sama dalam pelatihan industri 4.0,” imbuhnya.
Selain itu, kedua kepala negara juga membahas kerja sama di bidang investasi dan pengembangan sumber daya manusia. Menurut Presiden Jokowi, Singapura adalah negara sumber investasi terbesar di Indonesia sejak 2014.
“Saya sangat menghargai komitmen Singapura untuk terus melanjutkan kerja sama investasi termasuk proyek infrastruktur di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu di bidang pendidikan, kata Presiden, ada sejumlah kerja sama yang akan terus didorong oleh kedua negara. Pertama, proyek penguatan kerja sama di Block 71, kolaborasi pebisnis Indonesia dan unit bisnis salah satu universitas di Singapura.
Kedua, kerja sama pelatihan bagi pengajar dosen politeknik difasilitasi Singapore Polytechnic dan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Ketiga, kerja sama pelatihan antara Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) dan Singapore International Foundation dan Singapore Health Services. Keempat, kerja sama pendidikan dan _research and development_ (R&D) antara universitas kedua negara.
“Saya juga mengajak Presiden Halimah untuk terus mendorong penguatan kerjasama pendidikan dan R&D khususnya di bidang pelatihan vokasi dan hubungan antarmasyarakat,” tandasnya.