JAKARTA, Beritalima.com– Pertama kali barangkali dalam sejarah sejak masa Orde Baru sampai ke era reformasi, Indonesia tidak mengirimkan jemaah haji ke Saudi Arabia. Indonesia dikabarkan tidak mendapatkan kuota haji dari Pemerintah Saudi Arabia musim haji tahun ini.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menanggapi persoalan ini. Dia meminta Pemerintah Indonesia memberikan penjelasan terkait dengan masalah ini. “Pemerintah melalui Kementerian Agama perlu menjelaskan kepada masyarakat secara resmi mengenai kenyataan Indonesia tidak mendapatkan kuota haji tahun ini,” kata LaNyalla di Jakarta, Selasa (1/6).
Apakah alasannya, kata LaNyalla, karena penggunaan vaksin yang tidak terdapat dapat izin dari Termasuk menjelaskan alasannya, apakah benar karena vaksin yang tidak terdapat dalam daftar list sertifikasi WHO,” tutur LaNyalla, Selasa (1/6).
Untuk diketahui, vaksin Sinovac yang telah dibeli pemerintah Indonesia dan telah pula digubakan untuk sebagian rakyat Indonesia belum terdaftar dalam list sertifikasi WHO. Padahal jemaah haji asal Indonesia yang terdaftar divaksinasi menggunakan vaksin Sinovac.
LaNyalla meminta Pemerintah memastikan terlebih dahulu apa sebenarnya yang menjadi kendala sehingga Indonesia tak diberikan kuota haji. “Sejauh ini baru sebatas vaksin yang kita ketahui. Karena itu, Pemerintah harus memastikan lebih dahulu apa sebenarnya yang menjadi kendala sehingga tidak terjadi simpang siur di masyarakat.”
Dikatakan, Pemerintah harus menjadikan ini sebagai bahan evaluasi. “Ke depan, Pemerintah perlu membuat skala prioritas untuk program vaksinasi, keakuratan informasi vaksin apa yang direkomendasikan untuk jemaah haji sangat penting agar tidak merugikan masyarakat kita,” tutur dia.
Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan dikabarkan sedang berupaya mendapatkan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson, sebagai syarat jemaah Indonesia bisa berangkat Haji ke Arab Saudi. Ini merupakan satu di antara empat jenis vaksin yang menjadi syarat jemaah Haji ke Arab Saudi.(akhir)