Citizen Reporter
Laporan: Yusman Yunus
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar
ENREKANG. Kesadaran bahwa pendidikan begitu penting bagi anak anaknya dan kewajiban memperjuangkan keinginan anaknya meraih sebuah kesuksesan.
Tak mengenal apa pekerjaan yang ia lakoni dan tak perduli berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sekolah anaknya
Sejak tahun 2018, anaknya mulai lanjut studi di penguruan tinggi di Makasar. Bermodalkan hasil pertanian yang di dapatkan dari hasil panen musim sebelumnya, dia mampu memasok kebutuhan biaya studi buah hatinya itu
Mulai dari pembayaran BPP jurusan Ilmu Administrasi Negara di Fisip Unismuh Makasaar, yang agak mahal, semua pembayaran di kampus hingga pembayaran uang kos.
Indriani atau biasa di sapa RJ, adalah seorang petani di sebuah desa yang terletak di Kecamatan Masalle, Enrekang.
Umur ibu saya ini hampir memasuki setengah abad tak menghalangi niat baik anaknya untuk menuntut ilmu.
Sejak kepergian ayahku, dia menjalankan rutinitas sebagai petani mulai dari terbit mentari hingga adzan dhuhur memanggil.
Begitulah rutinitas ibu saya ketika menemaninya, kami tidak menyebutnya ke kebun atau sawah melainkan dengan kata dinas.
Bukan hanya orang kota saja yang ke kantor. Petani seperti ibu saya juga dinas, yakni petani, ucapan dengan sedikit tawa.
Ibu beranak empat ini tak ingin nasib anaknya berakhir seperti dirinya yang harus putus sekolah lantaran keterbatasan dana.
Dia memang lahir dari keluarga sederhana, yang memberikan dia tulang yang kuat untuk berdiri menghadapi kehidupan.
Bagi ibu saya, dengan nada serius katakan, tak gampang jadi petani, butuh skill dan beriringi otak yang harus di putar agar hasil panen bisa mencukupi semua kebutuhan hidup, katanya di Enrekang akhir Desember 2020.
Meskipun hasil panen jika di hitung kelihatam banyak, tetapi sebenarnya keuntungan di dapatkan tak sebanding yang sebenarnya dengan modal yang di gunakan mulai dari menanam hingga perawatan ladang.
Meskipun dia hanya seorang petani, tetapi ia begitu mengerti akan pentingnya pendidikan. Bagi anak anaknya, dia paham bahwa perkembangan dunia tidak dapat di pungkiri akan bertambah maju.
Jika anak anaknya tidak mengenyam pendidikan, maka akan jauh tertinggal dibelakang. Ini semua dilakukan lantaran sudah kewajiban sebagai orang tua menyekolahkan anaknya.
Kalau orang di desaku memilih untuk mencukupkan pendidikan anaknya sampai bangku sekolah menengah atas, tidak dengan RJ. Melihat realitas di desaku banyak dari mereka yang mampu sampai penguruan tinggi.
Sedikit bercerita tentang desaku bahwa banyak anak muda di desa namun dapat di hitung jari, yang melanjutkan dan meneruskan pendidikannya dan memahami pentingnya pendidikan.
Sebagian orang tua banyak yang tidak mengerti pentingnya pendidikan begitu pun anaknya. Yang terlintas dipikiran hanya mendapatkan ijasah SMA kemudian kerja.
RJ begitu bersyukur anak anaknya mengerti akan pentingnya pendidikan. Ia hanya perlu mendukung dan mendoakan
Mengakhiri ceritanya, sebagai orang tua dia berharap dimana putra-putrinya berada, kelak anak anaknya mampu mengamalkan ilmu yang diperolehnya dapat bermanfaat. Sebab ia percayaa bahwa sebaik baiknya manusia adalah bermanfaat bagi manusia lainnya.