SURABAYA, beritalimacom – Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyapa ribuan wanita pekerja sigaret kretek tangan (SKT) di sebuah perusahaan yang ada di Sukorejo, Pasuruan, Jumat 9 Februari 2018 siang. Gus Ipul berharap keberlangsungan industri pengolah tembakau tetap bertahan dan semakin membesar.
“Perusahaan-perusahaan padat karya semacam ini menjadi tulang punggung banyak keluarga. Saya ikut bangga karena masih banyak perusahaan seperti ini bertahan dan tumbuh,” kata Gus Ipul di hadapan ribuan pekerja yang mayoritas perempuan ini.
Bagi Jawa Timur, industri pengolah tembakau masih cukup penting karena kontribusi terhadap industri pengolahan mencapai 27,07 persen.
Tercatat ada 2,6 juta orang terlibat dalam industri pengolah tembakau di Jawa Timur. Secara nasional orang yang terlibat di industri pengolah tembakau mencapai 5,98 juta.
Gus Ipul sendiri datang ke perusahaan pengolah tembakau ini ditemani beberapa pengurus Paguyuban Mitra Produksi Sigaret Indonesia. Gus Ipul tiba dan langsung masuk ke dalam perusahaan untuk menyapa, dan berdialog dengan para pekerja.
Untuk menghibur mereka, Gus Ipul juga sempat mengajak seluruh pekerja menyanyikan lagu “Sukur” serta “Kabeh Sedulur” yang merupakan lagu yang dipopulerkan Via Valen. Diiringi alunan musik dari pengeras suara, ribuan pekerja tampak menikmati sambil mereka tetap bekerja melinting rokok kretek.
Beberapa pekerja juga tanpa sekat mendekat ke Gus Ipul untuk mengajak selfie serta mendoakan Gus Ipul. “Mari kita semua berdoa agar Gus Ipul bisa memimpin Jawa Timur. Beliau sangat dekat dengan buruh dan masyarakat. Jatim butuh pemimpin seperti beliau,” kata Maisaroh, perwakilan pekerja.
Sementara itu, Sebelum mengunjungi perusahaan ini, Gus Ipul juga sempat mengikuti sarasehan singkat bersama paguyuban mitra produksi sigaret Indonesia di Sukorejo, Pasuruan. Gus Ipul mendengarkan curhat dan berdialog dengan para pemilik perusahaan pengolah tembakau.
Ketua Paguyuban Mitra Produksi Sigaret Indonesia Joko Wahyudi mengatakan, saat ini pelaku industri pertembakauan Indonesia sedang galau akibat banyaknya regulasi yang menghambat.
“Ada peraturan menteri kesehatan, belum lagi peraturan impor tembakau yang membatasi impor padahal ada beberapa tembakau pelengkap rokok yang harus kami impor. Kalau ini dilarang sama halnya membunuh kami,” kata Joko.
Padahal sumbangan dari sektor pengolah tembakau ini dari cukai mencapai Rp143 Triliun dimana Rp77 triliun berasal dari Jawa Timur.
Selama ini, produksi tembakau dalam negeri setidaknya hanya mampu menyuplai 57,8 persen kebutuhan tembakau. Selebihnya, para pengelola SKT harus mengandalkan tembakau impor.
“Kami pernah bilang ke DPR, kami ini diapakan saja mau, dilarang beriklan, kami nurut. Diminta menempeli gambar ngeri, kami ikut. Cukai dinaikkan kami juga ikut. Tapi tetap saja tidak ada yang berpihak. Lebih baik kami ini dibunuh saja semua, jangan diperlakukan seperti ini,” kata dia.
Menanggapi curhatan para pemilik industri pengolah tembakau ini, Gus Ipul berjanji akan memfasilitasi karena regulasi dan cukai merupakan kebijakan pemerintah pusat. “Prinsipnya kami akan membantu dan menjaga agar industri pengolah tembakau ini tetap berkembang,” kata Gus Ipul. (Ef)