JAKARTA, Beritalima.com– Rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ingin membentuk Perusahaan Induk/Holding BUMN Pertahanan mendapatkan dukungan dari Wakil Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin.
Menurut senator muda dari Provinsi Bengkulu itu, Rabu (31/3), langkah ini patut diapresiasi. “Saya sependapat, holding ini penting dilaksanakan oleh Kementerian BUMN. Sebab langkah ini akan membawa efisiensi secara kelembagaan yakni untuk penguatan keuangan perusahaan. Dengan aset hingga modal yang dikonsolidasikan dipercaya BUMN-BUMN bisa semakin kuat,” kata dia.
Sultan berharap selain efisiensi, holding ini juga membawa terobosan baru, inovatif dan memiliki keunggulan. Juga penting untuk membangun sinergisitas antar pelaku industri pertahanan yang terintegrasi.
“Dengan diletakkannya industri pertahanan dibawah satu naungan perusahaan pasti dapat menghasilkan peluang menciptakan terobosan dan produk yang lebih unggul terbuka luas karena antarbadan usaha milik negara bidang pertahanan dapat saling berkolaborasi, merancang produk unggulan karya anak bangsa,” tambah dia.
Menurut pemerintah, tujuan dilakukannya (holding) dari tiga perusahaan PT Pindad, PT Dahana dan PT Len agar terbangun kerjasama antar produk defense (pertahanan) sehingga dapat menghasilkan produk unggulan. PT Dahana bergerak dalam bidang produksi alat peledak, PT Len Industri bergerak pada bidang produksi alat elektronik skala industri.
Industri pertahanan merupakan faktor penting dalam mendukung kekuatan pertahanan suatu negara, terlebih era modern sekarang ini. Jadi, sudah menjadi tuntutan agar setiap negara memiliki industri pertahanan yang maju dan diharapkan produk-produknya memiliki keunggulan yang disegani dan tidak dimiliki negara lain.”
Mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini menyampaikan kekuatan pertahanan suatu negara akan lebih mumpuni bila ditunjang dengan kemampuan negara itu memproduksi berbagai sarana dan prasarana pendukung pertahanan melalui industri pertahanan yang dimiliki sendiri dan tidak tergantung pihak luar.
“Bagi Indonesia, upaya membangun kembali industri pertahanan adalah kebijakan yang tidak terelakkan. Kebutuhan menjaga teritori, proyeksi ancaman masa depan, dinamika politik-keamanan di kawasan, dan menumbuhkan kebanggaan nasional adalah faktor strategis yang harus dikaji secara menyeluruh. Sudah waktunya bangsa Indonesia menguatkan kembali arah untuk mencapai kemandirian didalam industri pertahanan.”
Sebagaimana disampaikan pejabat Kementerian BUMN minggu ini, PT Len Industri (Persero) akan menjadi perusahaan induk yang membawahi PT Pindad, PT Dahana, PT PAL Indonesia, Dirgantara Indonesia (DI). Holding BUMN Industri Pertahanan itu akan diberi nama Defence Industry Indonesia (DEFEND ID). Menteri Erick Thohir mentargetkan perusahaan induk itu akan terbentuk akhir tahun ini. (akhir)