SURABAYA, beritalima.com | Jawa Timur, pada Juni 2020 kemarin, mengalami inflasi sebesar 0,28 persen. Dari delapan kota IHK di provinsi ini, tujuh kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Dadang Hardiwan, dalam siaran pers secara virtual pada Rabu (1/7/2020) mengatakan, inflasi tertinggi terjadi di Malang, yakni sebesar 0,44 persen. Sedangkan deflasi terjadi di Sumenep sebesar 0,15 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,21 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,19 persen.
Selain itu, kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen, kelompok transportasi sebesar 1,77 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,02 persen, dan penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,20 persen.
Kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,59 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga tidak mengalami perubahan.
Dia menambahkan, tingkat inflasi tahun kalender Juni 2020 sebesar 1,14 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2020 terhadap Juni 2019) sebesar 2,04 persen. (Ganefo)