SURABAYA, beritalima.com | Jawa Timur, pada bulan November 2019 kemarin, mengalami inflasi sebesar 0,23 persen. Angka inflasi ini lebih tinggi dari inflasi nasional yang 0,14 persen.
Tingginya inflasi di Jatim itu, kata Kabid Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Satriyo Wibowo, karena 8 kota Indek Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur semuanya inflasi. Sedangkan secara nasional, dari 82 kota IHK, 57 kota inflasi dan selebihnya deflasi.
Kabupaten/kota di Jawa Timur yang November 2019 kemarin inflasinya tertinggi adalah Kabupaten Sumenep, yakni 0,41 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Malang, 0,01 persen.
Namun demikian, meski lebih tinggi dari inflasi nasional, inflasi Jatim bulan November 2019 kemarin lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu yang sebesar 0,27 persen.
Menurut Satriyo, komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi Jawa Timur bulan November 2019 ialah naiknya harga bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
“Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar ialah cabai merah, emas perhiasan, dan cabai rawit,” lanjut Satriyo di kantornya di Surabaya, Senin (2/12/2019).
Laju inflasi tahun kalender Jawa Timur di bulan November 2019 mencapai 1,59 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2019 terhadap November 2018) mencapai 2,20 persen.
Pada November 2019 kelompok inti mengalami inflasi sebesar 0,09 persen, komponen yang diatur pemerintah mengalami inflasi 0,06 persen, dan komponen bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,91 persen. (Ganefo)
Teks Foto: Kabid Statistik Distribusi BPS Jawa Timur, Satriyo Wibowo, Senin (2/12/2019).