JAKARTA, beritalima.com – Kementerian Agama bekerja sama dengan USAID melalui program PRIORITAS (Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators and Students) menerbitkan buku praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen, budaya baca dan pelayanan khusus di madrasah ibtidaiyah (MI) dan madrasah tsanawiyah (MTs). Buku ini berisi pengalaman para guru dan kepala madrasah dalam menerapkan manajemen sekolah dan pembelajaran berkelas dunia di madrasah.
Buku ini berisi banyak cerita praktik pembelajaran aktif yang mempu membuat siswa menghubungkan pengetahuannya dengan kebutuhan praktis kehidupan sehari-hari. Dengan demikian siswa mampu berpikir tingkat tinggi. Seperti yang dilakukan Pak Akidin, guru matematika MTsN 2 Tangerang yang mengajak siswa kelas IX membuat miniatur madrasah dalam bentuk tiga dimensi untuk menerapkan konsep kesebangunan, perbandingan senilai, pengukuran, dan bangun ruang sisi datar.
“Pembelajaran praktik dengan model pembelajaran aktif demikian membuat siswa mampu mengetahui konsep kesebangunan sekaligus berpikir mengasoisiasikan dengan praktik di dunia nyata. Dari pembelajaran ini, siswa bisa belajar langsung menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Stuart Weston, Direktur USAID PRIORITAS menjelaskan salah satu isi buku praktik yang baik, di Jakarta, Kamis (13/7/2017).
Pengalaman manajemen MIN Pattiro Banggae, Takalar, Sulawesi Selatan, yang diulas dalam buku ini juga patut dicontoh. Mereka menerapkan transparansi dan akuntabilitas anggaran, serta melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan program madrasah. Misalnya, mereka memasang papan keuangan besar-besar sehingga semua orang tahu biaya dan pengeluaran madrasah ini. Berbagai strategi manajemen yang diterapkan madrasah ini telah memantik partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam pengembangan sekolah. Berkat kepemimpinan pak Zulfikah, pembelajaran aktif dan budaya baca juga diterapkan secara aktif di madrasah ini.
Ada juga cerita dari MIN Sumurrejo, Semarang, Jawa Tengah, yang mendirikan pondok baca sebagai pusat kendali program pembudayaan membaca setiap hari di madrasahnya. Madrasah ini berupaya membentuk ekosistem cinta membaca baik melalui keteladanan, komunitas, program pembiasaan, pembelajaran literasi, dan fasilitas membaca. Orang tua juga difasilitasi layanan membaca dan diberikan pemahaman pentingnya membaca. Dampak dari program ini, kesenangan siswa membaca telah tumbuh baik. Dalam satu semester ada siswa kelas IV, V, dan VI yang membaca lebih dari 100 buku. Seperti Rizki siswa kelas V yang telah membaca sebanyak 152 judul buku dan mendapat penghargaan dari madrasah.
“Buku praktik yang baik ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi kabupaten/kota, guru, kepala madrasah, dan praktisi untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah,” kata Dirjen Pendidikan Islam, Kemenag, Prof Dr Kamaruddin Amin dalam sambutannya pada buku tersebut.
USAID PRIORITAS selama lima tahun (2012-2017) telah melatih lebih dari 7.000 MI dan MTs mitra di tujuh provinsi yaitu Aceh, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, untuk menerapkan praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen, dan budaya baca. Penerbitan buku ini untuk menyebarluaskan praktik-praktik yang baik di madrasah dan akan didistribusikan ke perwakilan kantor Kemenag provinsi di seluruh Indonesia. Buku dan berbagai dokumen praktik baik yang lain juga dapat diunduh melalui situs www.prioritaspendidikan.org