TULUNGAGUNG, beritalima.com- Serangkaian kegiatan HUT Tulungagung ke-816 sudah usai, ditutup dengan pagelaran ruwatan Murwokolodi Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Senin 22 November 2021.
Dari rangkaian acara tersebut, memang diakui ada beberapa perbedaan dibanding tahun lalu. Bisa dilihat dari meriah dan prosesinya, semua disesuaikan dengan situasi pandemi yang belum berakhir.
Pegiat Budaya, dan tokoh Kejawen Tulungagung, dari majelis luhur, Ir Soekriston, sangat mengapresiasi pelaksanaan acara tahun ini.
“Secara substansi acara, tahun ini cukup bagus. Ada beberapa unsur budaya yang dikemas dengan runtut, sehingga nuansa budaya yang punya akar dari kebesaran kerajaan masa lalu tergambar dalam prosesi tahun ini,” ucap Soekriston.
Melihat hal itu, ada benang yang harus ditarik untuk sebuah prosesi berbudaya bagus. Semua yang terlibat, harus memahami esensi dari upacara ulang tahun berdirinya kota.
“Kegiatan dimulai dari seremonial, melakukan ziarah kepada para tokoh dan bupati masa lalu, dilanjut upacara Bersih Nagari dan ditutup dengan ruwatan. Semua merupakan rangkaian kegiatan yang membumi, dan harus disempurnakan,” tuturnya.
Tambah Soekriston, memang diakui masih ada beberapa kekurangan, salah satu contoh pejabat, dalam mengikuti acara dianggap hanya seremonial belaka. Belum lagi, sesaji acara yang masih digarap dengan seenaknya saja atau asal ada.
“Seperti tumpeng kemarin, masih digarap secara seremonial, tanpa memperhatikan unsur filosofisnya. Ini yang masih harus menjadi perhatian kedepanya,” ungkapnya.
Terkait dengan pengadaan tumpeng saat upacara Bersih Nagari, tahun ini banyak mendapat kritikan dari masyarakat. Rebutan tumpeng kalau istilah jawa pura’an juga ditiadakan, ditambah, tumpeng semakin kecil dan isinya kurang beragam.
Salah satu tamu undangan, Indah, mengaku kecewa dapat ingkung ayam basi, buah banyak yang sudah busuk, sayur tidak bagus, isi tumpeng lauk sajen banyak yang sudah basi dan tidak layak dimakan.
“Nggih (Ya), sekarang kok tidak (purak’an) rebutan seperti biasanya. Selain itu, saya dapat buah kok banyak yang busuk,” ungkap Indah.
Atas hal tersebut, ketua Bersih Nagari, Sudigdo, menyatakan, pihaknya hanya sekedar ketua seremonial. Sedangkan terkait teknis, menurutnya, ada di Kesra. (Dst/editor Dibyo).