SURABAYA – beritalima.com | Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Surabaya memiliki peran penting. Selain sebagai kota perdagangan dan kota maritim, Surbaya juga menjadi kota pahlawan yang menyimpan berbagai sejarah besar. Salah satunya keberadaan rumah kelahiran Proklamator Republik Indonesia, Ir. Soekarno atau Bung Karno.
Rumah kelahiran Bung Karno terletak di Jalan Peneleh Gang Pandean IV Nomor 40, Kecamatan Genteng. Saat ini kondisi rumah tersebut tidak terurus.
Melihat kondisi tersebut, Laksamana Muda TNI (Purn) Untung Suropati bertekad menjadikan revitalisasi rumah kelahiran Soekarno sebagai salah satu program prioritas dirinya jika terpilih sebagai kepala daerah dalam Pilwali Surabaya 2020.
“Jadi apapun nantinya, baik sebagai Wali Kota atau Wakil Wali Kota. Saya akan jadikan revitalisasi rumah kelahiran Soekarno sebagai program prioritas. Itu komitmen saya,” ujar Untung Suropati, Jumat (6/12/2019).
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AL era 2011-2014 ini mengaku, dirinya adalah pengagum Soekarno. Karena itu, dia punya panggilan jiwa untuk merawat peninggalan sejarah sang proklamator kemerdekaan RI itu.
Ditegaskan Untung, rumah bersejarah itu nantinya bisa dijadikan museum sejarah Soekarno. Tempat itu tidak hanya sebagai sarana untuk merawat sejarah tetapi juga bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata sejarah di Kota Surabaya.
“Bung Karno itu tokoh besar, bukan hanya tokoh nasional. Beliau adalah tokoh dunia. Banyak orang yang ingin mengetahui langsung jejak sejarah Bung Karno. Karena itu, rumah kelahiran Bung Karno itu bisa menjadi destinasi wisata sejarah di Kota Surabaya,” ucap pria yang pernah menjadi Komandan Lanudal Juanda Surabaya itu.
Untung Suropati yang tengah menjalani proses penjaringan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota di PDI Perjuangan ini punya visi besar, menjadikan Surabaya sebagai Kota Pahlawan dan Kota Maritim yang berkarakter lokal tapi berdaya saing global.
Karena itu, dosen Lemhannas ini juga punya rencana merevitalisasi kawasan sekitar Tanjung Perak menjadi kawasan wisata maritim. Apalagi Surabaya ini adalah ikonnya kota maritim di nusantara. Tentunya potensi ini bisa digali untuk mendatangkan wisatawan lokal maupun manca negara yang nantinya bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD).
“Membangun kota itu tak boleh menghilangkan sejarah, karena sejarah adalah identitas dari sebuah bangsa. Banyak negara modern seperti Inggris, Prancis, Spanyol dan Italia. Mereka tetap mempertahankan peninggalan sejarah yang justru saat ini menjadi destinasi wisata yang menarik,” tekad laksamana bintang dua ini. (rr)