LABUHANBATU, beritalima.com – Pada hari Kamis sore 27/12/2018 rintik gerimis turun santai dari langit mendung, kami menikmati secangkir kopi buatan barista Coffe Blues Indonesia jalan SM Raja Rantauprapat, seperti biasa obrolan tentang kegiatan sepeda kami mulai dengan tawa canda dan penuh semangat.
Didalam ruang kaca yang dingin pandangan kami secara tak sengaja melihat seorang pesepeda melintas tepat di depan, dengan menggunakan sepeda tua tanpa rear derailleur alias fixed gear serta memiliki atribut, bendera serta logo yang sangat banyak. Tak ingin menebak rasa penasaran maka salah seorang diantara kami yakni drh. Danang DN menyuruh saudara Heru Aldiansyah untuk segera menyusul pesepeda tersebut dengan sepeda motor. Tak butuh waktu berapa lama Heru pun datang dengan goweser tersebut.
Dia turun dan memarkirkan sepedanya agar tidak terkena hujan,kKurus kecil lelah itulah kesan tampang pegowes tersebut saat kami jumpa pertama kali.
Sambi menjulurkan dan menjabat tangan dia memperkenalkan dirinya bernama Zulkifli Tanjung bin Rizal yang tertera pada berbagai surat kertas dan piagam yang ditunjukan kepada kami. Rasa penasaran menjadi ngobrol panjang dan lebar pun tak terelakan, sambil mempersilahkan saudara goweser kami untuk memesanan makanan dan minuman untuk menyamankan diri di sore yang dingin ini.
Membuka cerita dia mulai menceritakan asal usulnya yaitu dari lubuk basung Sumatra Barat, memulai gowes dengan group KSI (komite Sepeda Indonesia). Pada tanggal 19 Januari 2016 beliau mulai mengayuh sepeda dengan target dari Sabang sampai Merauke dengan menjelajahi serta menyinggahi berbagai kabupaten yg ada di Sumatra Barat dan Sumatra Utara, bukan hanya melintasi jalan lintas tapi memang menjelajahi hampir semua Kabupaten & Kota yang ada sehingga memakan waktu yang lama dan tidak ada target waktu kapan selesai.
Kami bertanya kenapa harus menjelajahi semua kabupaten kota? dengan santai beliau menjelaskan dengan bersepeda dia dapat menjelajahi nusantara dalam rangka menjalin silaturahmi dan menumbuhkan rasa nasionalisme serta rasa cinta terhadap NKRI dan bertemu sapa dengan masyarakat Indonesia dimanapun berada.
Biasanya para pesepeda hanya melintas dijalan bukan menjelajahi seperti yang dilakukan teman kami ini, Seperti saat kami bertemu pesepeda suami istri asal iran yg mengalami kerusakan sepeda dan pesepeda asal malaysia yg juga mengalami kerusakan sepeda sedang melintasi Daerah Kabupaten Labuhan Batu.
Kemudian dia bergegas menuju sepeda dan mengambil sebuah tas yang berisi piagam, gambar, buku catatan dari Pemkab, Pemko, TNI, Polisi, warga masyarakat, komunitas dari berbagai daerah.
Tak ketinggalan dia menunjukan piagam dari Pemkab Labuhan Batu yang ditandatangani oleh Plt. Bupati Andi Suhaimi Dalimunthe ST. MT dan juga Piagam penghargaan dari Dandim 0209 Labuhanbatu Letnan Kolonel Inf. Santoso.
Diakhir pembicaraan dia mengucapkan terimakasih karna atas jamuan serta ramah tamah sesama saudara gowes serta mohon doa dan ijin karna besok akan melanjutkan perjalanan berikut nya.
Tak lupa beliau meminta kepada kami untuk menuliskan sesuatu kesan dan pesan di buku yang dia bawa sebagai bekal dan kenang-kenangan buat pemerintah NKRI dan seluruh masyarakat yang akan dijumpainya kelak.
Salam Dua Pedal Satu Sepeda Sejuta Sahabat!.(Rangga/Oelies).