Pada bagian lain pidatonya pada acara Arab Islamic America Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab Islam Amerika, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan empat pemikiran terkait radikalisme dan terorisme.
Pertama umat Islam se dunia harus bersatu bersatu untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah. “Persatuan umat Islam merupakan kunci untuk keberhasilan memberantas terorisme; janganlah energi kita habis untuk saling bermusuhan,” kata Presiden Jokowi dalam acara yang digelar di Conference Hall King Abdulaziz Convention Center, Riyadh, Arab Saudi, Minggu (21/5) itu.
Kedua, lanjut Presiden, kerja sama pemberantasan radikalisme dan terorisme harus ditingkatkan, termasuk: pertukaran informasi intelijen; pertukaran penanganan FTF (Foreign Terrorist Fighters), peningkatan kapasitas.
“Semua sumber pendanaan harus dihentikan kita semua tahu banyaknya dana yang mengalir sampai ke akar rumput di banyak negara dalam rangka penyebaran ideologi ekstrem dan radikal. Semua aliran dana harus dihentikan,” tutur Presiden.
Ketiga, upaya menyelesaikan akar masalah harus ditingkatkan, ketimpangan dan ketidakadilan harus diakhiri; pemberdayaan ekonomi yang inklusif harus diperkuat
“Terakhir, saya berharap bahwa setiap dari kita harus berani menjadi part of solution dan bukan part of problem dari upaya pemberantasan terorisme. Setiap dari kita harus dapat menjadi bagian upaya penciptaan perdamaian dunia,” ujar Presiden mengakhiri sambutannya.
KTT ini sendiri diikuti oleh 55 negara. Selain Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud, Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat AS) Donald Trump, tampak pula Sultan Brunei Sultan Hassanal Bolkiah, Raja Jordan Raja Abdullah II, Presiden Mesir Abdelfattah Said Al-Sisi, Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak
Tampak mendampini Presiden Jokowi dalam kesempatan itu antara lain Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel, dan Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/KPN Andri Hadi. (BPMI Setpres/ES)