Inilah Argumen Rabobank Fokus Ke Pangan Dan Agribisnis

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com – Rabobank yakin kredit korporasi alias corporate business bakal lebih banyak diminati nasabah. Ini karena semakin banyak konsumen produk pangan dan agribisnis yang menuntut kejelasan muasal produk yang mereka konsumsi.

Director & Business Change Raboobank, Hans Loth, mengatakan, sekarang ini masyarakat menuntut kemudahan untuk dilacak terhadap produk-produk pangan dan agrikultur. Hal ini memicu produsen maupun distributor mengutamakan sertifikasi produk.

“Tapi ini akan dimulai dari perusahaan besar dulu, dari front runner. Mereka punya kemampuan untuk bisa fokus kepada sertifikasi,” kata Hans saat di Kantor Rabobank Cabang Surabaya, Kamis (28/4/2016).

Menurutnya, perbaikan kualitas produk pada akhirnya berujung pada semakin berkembangnya bisnis. Di sinilah perbankan seperti Rabobank yang fokus pada kredit sektor pangan dan agribisnis berperan. Pasalnya, dalam pengembangan bisnis, pengusaha butuh pendanaan dari bank.

Karena itu, Hans meyakini kredit korporasilah yang akan laris. Produk ini memang dikhususkan untuk memberi pendanaan kepada perusahaan-perusahaan besar. Setelah itu baru merambah pebisnis skala usaha kecil dan menengah (UKM) yang dibiayai melalui business banking.

“Arahnya permintaan kredit akan meningkat dari corporate banking lalu business banking akan mengikuti, karena perusahaan besar akan meminta ke UKM untuk juga mensertifikasi produknya,” tandas Hans.

Rabobank sendiri sampai sekarang terus melakukan transformasi dari bank yang konsentrasi mendanai ritel menjadi fokus ke pangan dan agribisnis. Kredit ke dua sektor ini porsinya 50% dari total outstanding. Dan pada tahun-tahun mendatang perusahaan hendak mendongkraknya menjadi 80%.

Dikemukakan, Rabobank kini tengah intens membidik bidang aquakultur yang merupakan bagian dari sektor agribisnis. Produksi ikan laut banyak dilakukan negara berkembang, seperti Indonesia, sedangkan konsumsinya oleh negara maju.

Negeri ini termasuk top ten pengekspor ikan laut di dunia. Penghasil ikan laut terbesar di Indonesia ialah Sulawesi Selatan dengan porsi 21,6%, disusul Nusa Tenggara Timur 13,7%, Sulawesi Tengah 8,5%, dan Jawa Timur 7,3%.

Peneliti dan Penasihat Pangan dan Agribisnis Rabobank, Lian Heinheus, mengatakan, kini konsumen semakin ingin tahu dari mana produk berasal dan menginginkan standar tertentu dalam produksinya. Hal ini mendorong permintaan traceability meningkat, sehingga menuntut produsen memperbaiki mutu.

“Di Indonesia sendiri terjadi peningkatan sertifikasi dari sekitar seratus pada 2009 menjadi 2.800 pada 2013,” kata Lian.

Selain menyalurkan kredit ke perusahaan besar dan UKM, Rabobank juga memberikannya ke petani. Produknya bernama Rabobank Foundation. Penyaluran kreditnya dilakukan dengan bekerja sama dengan koperasi.

Saat ini ada 29 koperasi secara nasional yang bekerja sama dengan Rabobank. Jumlah ini setara dengan 35 proyek pendanaan. Dan ada satu koperasi yang pendanaannya lebih dari satu. Dana yang sudah disalurkan Rabobank sepanjang tahun lalu mencapai Rp70 miliar. (Ganefo)

Teks Foto: Para pejabat Rabobank saat memberi keterangan pers di Surabaya.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *