SURABAYA, beritalima.com – Langkah yang ditempuh SMK St.Louis Surabaya, melindungi siswanya yang praktek kerja dengan jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan, patut diikuti sekolah lain. Kecelakaan saat praktek kerja yang pernah dialami siswa sekolah ini, baik sebelum maupun sesudah jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, membuktikan perlindungan jaminan sosial memang suatu kebutuhan dan sangat bermanfaat.
Kepala Jurusan SMK St.Louis, Donny Riandono, mengatakan, dulu sebelum siswa magang didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan, seorang siswa bernama Melvin jatuh saat praktek kerja. Lukanya lumayan parah, di antaranya bagian tempurung lututnya retak hingga harus operasi.
Susahnya, kondisi ekonomi orangtua Melvin pas-pasan. Mereka kesulitan bea operasinya.
“Dari kejadian itu kami berinisiasi untuk mencarikan perlindungan sosial macam asuransi buat siswa yang sedang magang kerja. Bagi kami itu sangat penting untuk mengantisipasi resiko kecelakaan,” tutur Donny.
Untuk kebutuhan itu, sekolah ini menjatuhkan pilihan ke Jamsostek, yang sejak awal 2014 berubah status jadi BPJS Ketenagakerjaan. Mereka tercatat sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Darmo, yang kantornya di Jalan Diponegoro 6 Surabaya.
“Kami rasa aturan BPJS Ketenagakerjaan sangat pas buat para siswa magang, karena iurannya sangat terjangkau oleh mereka. Betapa tidak, hanya dengan Rp16.800,-/bulan, atau cuma sekitar Rp500,-/hari, mereka sudah terlindungi jaminan sosial mulai berangkat sampai pulang praktek kerja,” paparnya.
“Dengan mendaftarkan para siswa jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, kami para guru maupun orangtua siswa jadi tenang meski tak berharap musibah,” tambah guru sekolah Terakreditasi A ini.
Manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan pun telah mereka rasakan, terutama bagi Melky, siswa kelas XI jurusan Tehnik Permesinan yang pada tahun 2014 mengalami musibah kecelakaan saat praktek kerja.
Akibat kejadian itu, masih menurut Donny, dua jari tangan Melky putus. Namun karena sudah terlindungi BPJS Ketenagakerjaan, semua bea perawatan Melky hingga sembuh tidak ada masalah, sudah tercover oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Bahkan, saat itu Melky mendapat tawaran ke rumah sakit luar negeri untuk penyambungan jarinya yang putus. Namun, Melky tidak mau. Melky akhirnya mendapat manfaat lainnya, yakni bea pendidikan, yang kemudian dia gunakan untuk kuliah.
Kepala Cabang BPJS Ketenagakerjaan Surabaya Darmo, Dani Santoso, melalui Kabid Pemasaran Indra Gunawan mengatakan, sangat mengapresiasi kebijakan managemen SMK St.Louis Surabaya. Sekolah Menengah Kejuruan swasta berstandart ISO 9001:2008 ini, kata Dani, untuk kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bukan hanya mendaftarkan semua guru dan karyawannya, tapi juga anak didiknya di masa magang kerja.
Untuk tahun ini, siswa magang St.louis yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Darmo sekitar 240 siswa. “Mereka tercatat sebagai peserta Bukan Penerima Upah (BPU) dengan program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), yang preminya hanya Rp16.800,-/ bulan,” kata Indra di acara “Goes To School” di St.Louis, Selasa (16/8/2016).
“Dengan iuran seringan itu, jika mereka sampai mengalami musibah kecelakaan, kami akan menanggung seluruh bea perawatan sampai sembuh, dan bila meninggal dunia, keluarganya akan dapat santunan Rp24 juta,” terangnya.
Dani mengharapkan langkah yang telah ditempuh SMK St.Louis dan beberapa sekolah lain yang sudah melindungi jaminan sosial siswanya yang magang kerja sepatutnya diikuti sekolah lain yang belum daftar.
Menurut Indra, baru sekitar lima sekolah yang sudah melakukan kewajiban ini. Selain SMK St.Louis, di antaranya SMK Taruna Dharma Bahari. “Kami harap Kepala SMK yang lain segera memberi perlindungan atas siswanya yang magang kerja dengan mendaftarkan ke kami,” pungkas Indra. (Ganefo)
Teks Foto: Para Siswa SMK St.Louis Surabaya yang siap praktek kerja dengan tenang, bersama para karyawan BPJS Ketenangakerjaan Cabang Darmo (kaos merah).