SAMPANG, BeritaLima.com – Insiden pemukulan saat audiensi di Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) kini tengah viral dan ramai diperbincangkan, selain oleh kalangan aktivis, kejadian tersebut menyita perhatian tokoh Masyarakat asal Kecamatan Robatal.
Tak tanggung-tanggung, tokoh Masyarakat yang meminta namanya agar tidak dipublikasikan itu memberikan support dan dukungan kepada kedua belah pihak, yakni Dinkes-KB agar memberikan pendampingan terhadap korban melalui organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan pihak kepolisian agar tetap tegak lurus terhadap hukum, tidak pandang bulu apalagi masuk angin.
“Kejadian tersebut sudah mencoreng dunia aktivis yang notabene adalah kumpulan orang-orang berpendidikan, sehingga kami atas nama tokoh Masyarakat Robatal meminta agar kasus tersebut diproses secara hukum,” ungkapnya dengan nada geram.
Sebelumnya Ketua Aliansi Pemuda Reformasi, Zainullah, telah memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut di salah satu Media online dengan mengatakan jika tindakan pemukulan tersebut merupakan tindakan yang keliru, dan berpendapat jika tindakan yang diambil anggotanya itu juga mempunyai alasan.
Pemukulan itu, kata Zainullah dilakukan anggotanya dikarenakan saat dr. Beni Irawan mengklarifikasi yang seakan-akan menyatakan pihak pasien berbohong, sehingga keluarga korban merasa sakit hati.
“Jadi saat audiensi, ada beberapa jawaban yang tidak memuaskan bagi kami, terutama saat dr. Benni menuduh pasien berbohong. Namun terlepas dari itu, kami tidak membenarkan tindakan anggota kami”, ucapnya.
Sementara itu dari pihak terduga korban saat ini telah membawa kasus tersebut ke meja hijau dengan melaporkan secara resmi ke Polres Sampang, hal itu dikuatkan dengan pernyataan Kasi Humas Polres Sampang, Ipda Sujianto yang membenarkan jika instansinya telah menerima laporan atas dugaan penganiayaan.
“Benar, kemarin sore yang melaporkan,” ujarnya, Rabu (12/7/2023) kemarin.
Atas laporan tersebut, kini Satreskrim Polres Sampang tengah melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan alat bukti dan pemeriksaan saksi. Namun, Ipda Sujianto enggan memberikan keterangan lebih jauh mengingat proses penyelidikan tengah berjalan.
“Penyelidikan baru saja dimulai, tunggu dulu,” pungkasnya. (FA)