Investasi KEK Mencapai Rp 1,2 Triliun Kades Klampok Klaim Perekonomian Desa Semakin Maju

  • Whatsapp
Kegiatan Ibu Ibu Setiap Minggu di KEK Singosari

Kabupaten Malang, beritalimacom| Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Singosari, yang merupakan pusat pengembangan teknologi digital dan pariwisata yang terletak di area geostrategis Malang Raya, yang digadang gadang oleh pemerintah daerah dan Pusat itu, beberapa hari terakhir sempat menuai protes dari segelintir warga setempat. Ternyata, hingga saat ini sudah menyumbang investasi di Kabupaten Malang hingga mencapai Rp 1,2 Triliun.

“KEK Singhasari saat ini, telah menginvestasikan Rp 1,2 triliun lebih, dan ini, murni milik swasta, dari pihak kami tidak menyentuh APBD Sedikitpun,” ungkap Purnadi, Direktur Utama PT Intelegensia Gahatama yang membangun KEK Singhasari, Senin 05/05/25.

Bacaan Lainnya

KEK yang dikerjakan sejak 27 September 2019 dan memiliki luas area mencapai 120,3 hektare, menurut Purnadi telah disiapkan secara khusus sebagai pusat pariwisata dan pengembangan teknologi.

“Penetapan ini didasari banyaknya keunggulan yang dimiliki KEK Singhasari. Salah satu keunggulannya adalah lokasinya yang strategis. Kawasan Ekonomi Khusus ini, berlokasi di Malang Raya yang telah ditetapkan sebagai jantung ekonomi kreatif di Jatim,” papar Mantan kepala Bapenda Kabupaten Malang itu.

Ia juga menegaskan kembali bahwa KEK Singhasari dibangun murni dengan biaya sendiri mulai dari pembebasan lahan milik swasta hingga memberikan manfaat secara langsung, kepada masyarakat bahkan, juga menghibahkan lahan kepada para pelaku usaha digital kreatif agar bisa digunakan sebagai kolateral pembiayaan perbankan (KUR).

“Justru keberadaan KEK Singhasari sangat menguntungkan bagi warga, hingga keberadaan KEK Singhasari tidak pernah mempertentangkan kawasan bisnis dan budaya lokal, mewadahi dengan mengangkat tema kearifan lokal yang ada,” kata dia.

Sementara itu, Jefry Arnast Kepala Desa Klampok juga menampaikan bahwa keberadaan KEK sangat membantu dari sektor perekonomian khususnya wara setempat.

“Terutama bisa mengangkat UMKM di Desa kami, bahkan warga antusias mengujungi kawasan KEK yang pada setiap hari Minggu banyak even di wilayah KEK,” tepis Jefry kepada beritalimacom.

Setiap hari libur di wilayah KEK juga diadakan berbagai kegiatan yang tak pernah sepi, mulai senam, lomba tari, Bantengan yang semua itu dipermudah izinnya oleh pihak pengembang kawasan.

“Terutama di Desa Klampok warga sangat antusias banget, kok bisa brita seperti itu, jadi dengan adanya brita itu sangat kecewa, banyak ibu ibu senam itu, dipermudah dan bisa dipinjami aulanya museum Singhasari. Dan disitu banyak anak anak kita yang belajar menari dan ada juga guru guru dari KEK itu memberi pelajaran tari pada anak anak,” kata dia.

Selain itu, sejak adanya keberadaan KEK harga tanah di wilayah desa Klampok tinggi hingga mencapai Rp 4 juta permeter.

“Andaikan tidak ada KEK secara otomatis harga tanah di wilayah kami pasti akan hancur mulai dari perekonomian,” katanya.

Bahkan imbuhnya, dari sektor pendidikan saat ini, KEK sudah ada kampus asing sejak 2013  yakni King’s College London (KCL), dan banyak tamu tamu dari luar negeri yang mengunjungi wilayah desa Klampok dan mengenalkan kultur Singosari ke luar negeri.

“Yang jelas ini juga akan menguntungkan warga masyarakat,” tandasnya.

[Redaksi]

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait