JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi V dari Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Irwan Facho mengatakan, rencana ‘New Normal’ yang digulirkan Presiden Jokowi beserta jajarannya pasca pernyataan berdamai dengan Covid-19 merupakan bentuk kekalahan rezim kepada virus Corona (Covid-19).
New Normal, ungkap legislator partai berlambang Bintang Mercy dari Dapil Kalimantan Timur tersebut kepada awak media, Rabu (27/5) merupakan bentuk dari kekalahan ‘perang’ pemerintah pimpinan Jokowi melawan wabah Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan Irwan merespon aksi Jokowi meninjau kesiapan protokol ‘New Normal’ di stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia dan mall di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/5).
Pasukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di DPR RI tersebut menyebutkan bahwa filosofi ‘New Normal’ itu harus dipahami lebih dahulu pemerintah.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, itu yang dikatakan situasi normal. Termasuk di Indonesia itu situasi normalnya saat sebelum ditemukannya kasus positif Corona.
Jika pemerintah mau menetapkan situasi New Normal, ungkap legislator yang membidangi transportasi, infrastruktur dan perumahan rakyat ini, harusnya rezim ini tegas dan fokus menurunkan angka penularan Covid-19 di Indonesia yang terus bertambah secara eksponensial setiap harinya, sampai kemudian melewati puncak dan kurvanya terus turun melandai mendekati situasi normal sebelum pandemi.
“Itu b\aru tepat dikatakan ‘New Normal’. Jika situasinya masih seperti sekarang, ‘New Normal’ adalah bendera putih pemerintahan Jokowi melawan virus Corona,” tegas legislator kelahiran Kalimantan Timur yang dibesarkan di Sulawesi Selatan ini.
Bentuk bendera putih pemerintah dengan New Normal itu menurut Irwan, ditandai dengan narasi pembantu Jokowi, yang membandingkan banyaknya korban penyakit lain atau musibah kecelakaan ketimbang korban Covid-19.
“Itu pembodohan masyarakat secara terang-terangan. Seperti narasi Prof Mahfud yang membandingkan korban Covid-19 dengan korban kecelakaan. Sebanyak-banyak korban kecelakaan belum pernah membuat Presiden mengeluarkan Perppu akibat jumlah korban kecelakaan yang banyak,” tutur Irwan.
Selain itu, kebijakan pemerintah berupa relaksasi PSBB dan New Normal itu semua dilakukan di saat tidak tepat. Berbeda dengan negara lain yang kecenderungan semua kurva covid-19 turun melandai. “Sebaiknya pemerintah bersabar dan terus memperketat PSBB sampai kurva menurun dan kemudian memberlakukan New Normal. Dan atas semua kekeliruan ini sebaiknya pemerintah legowo meminta maaf pada seluruh rakyat Indonesia,” demikian Wasekjen DPP Partai Demokrat 2020-2025 tersebut. (akhir)