Jadi Narsum Acara Sarasehan Nasional INDAKI, Ning Lia Ungkap Strategi Manajemen Keuangan Masjid

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com| INDAKI (Ikatan Dai dan Khotib Indonesia) Nur Al-Haramain menunjukkan kepedulian terhadap kemakmuran masjid. Hal itulah yang menjadikan Ketua Umum INDAKI, Prof. Dr. KH. Nasiri Abadi, menggelar Sarasehan dan Dialog Nasional “Optimalisasi Manajemen & Keuangan Masjid”.

Digelar di Masjid Istiqlal Surabaya, Minggu (30/1/2022), sarasehan tersebut menghadirkan tiga narasumber, yaitu Dr. Lia Istifhama, Wakil Sekretaris MUI Jawa Timur, Ketua Perempuan Tani HKTI Jatim, dan juga Ketua Yayasan Universitas Taruna Surabaya, KH. Luqmanul Hakim dari PWNU yang sekaligus pengasuh Ponpes Al-Inabah Surabaya, dan KH. Akrom Khozin, pemilik TL Travel Haji dan Umroh.

Sebagai Keynote Speaker sekaligus moderator, Nasiri atau yang akrab dipanggil Gusnas, menjelaskan bahwa acara tersebut diharapkan memberikan solusi terkait dengan problematika kemasjidan. Mulai dari penggunaan aset masjid, renovasi masjid, pembangunan sarana masjid, kesejahteraan jamaah masjid, dan penggunaan dana masjid untuk investasi dan pengembangan usaha.

Sedangkan ning Lia yang saat itu membawakan tema Manajemen Keuangan Masjid, mengungkapkan bahwa masjid adalah wadah membentuk enterprenurship kaum muda.

“Masjid adalah pondasi perekonomian. Melalui masjid, ekonomi kerakyatan terbangun. Dan melalui masjid pula, pemuda mendapatkan kesempatan penguatan soft skill entrepreneurship karena banyak asas manfaat dari masjid. Tentu, selamat produktivitas asset dikuatkan sesuai nilai-nilai Islam yang membawa kemaslahatan bagi banyak orang.”

Ning Lia pun menguraikan strategi manajemen keuangan masjid dalam BUDGET, yaitu Brainstorming, Unity in Financial, Developing a Plan, Goals, Evaluation, dan Take Financial Freedom.

“Brainstorming adalah bagaimana kita membangun mindset resolusi dan strategi untuk memakmurkan masjid melalui pemanfaatan digitalisasi di era 5.0 saat ini, terutama relevansinya dengan membangun jiwa kewirausahawan melalui penguatan usaha produktif guna mewujudkan kemandirian masjid. Unity in Financial adalah akuntabilitas pengelolaan keuangan, yaitu terkait penerimaan dan pengeluaran.”

“Developing a plan adalah membangun rencana yang realistis dan rasional. Mana yang merupakan kebutuhan daruriyyat (primer), hajjiyat (sekunder), dan tahsiniyyat (tersier). Kemudian secara temporal dilakukan Evaluation. Dan yang terakhir adalah membangun optimis, bahwa akan tercapai Take Financial Freedom. Dalam hal ini, memakmurkan masjid adalah bentuk ikhtiar kita mencapai falah atau kemenangan.”

Ning Lia pun menekankan pentingnya generasi muda untuk selalu menjadikan Masjid sebagai tempat pemberdayaan masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya untuk kemaslahatan dan kebersamaan umat Islam.(red)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait