Integrasi STPDN ide awalnya dari Presiden kita Suharto dan,Pada era akhir 80-ketika berkunjung ke Amerika,sesampainya dibandara beliau tetap diperiksa oleh pns petugas bandara.
Walaupun dihalau oleh protokoler,beliau heran sekaligus kagum karena pns Amerika tersebut sopan sekaligus tegas tetap memeriksa beliau sampai clean and clear,padahal beliau tamu VIP.
Ternyata setelah berbincang dengan presiden amerika saat itu,ada sekolah disana khusus untuk mendidik pns-pns yang bertugas melayani publik.
Setibanya di Indonesia,beliau memanggil Mendagri waktu itu,Jenderal Rudini,untuk membuat lembaga pendidikan pelayanan publik yang tangguh,tanggapan,dan trengginas melalui beberapa forum rapat dan diskusi,akhirnya disepakati bahwah lembaga tersebut didirikan dengan menyatukan APDN yang telah eksis sejak tahun 1950-an yang terebar di 20 provinsi di seluruh Indonesia menjadi satu tempat diJatinangor dan diresmikan oleh.
Presiden pada waktu itu Jatinangor dipilih karena hawanya yang mendukung,dekat dengan Ibu kota Negara,dan dekat dengan pusat sekolah/pendidikan tentara,disamping untuk memeratakan sebaran lembaga pendidikan karena akpol,akmil,AAU,AAL sudah tersebar dikota-kota strategis diIndonesia serta untuk pemerataan pembangunan daerah timur jawa barat yang saat itu masih tertinggal karena kurangnya perhatian.
Pemerintah sekarang agar bisa lihat sendiri bahwa gimana ramenya Jatinangor. Jadi angan sudah bisa melihat dan menyimpulkan sendiri bahwah pengagas integrasi/pendiri IPDN adalah Jenderal-Jenderal direpublik ini.
Saya yakin beliau-beliau tidak mau keluaran yang dihasilkan oleh STPDN mempunyai mental tempe fisik lemah dan kurang intelek.Digertak sedikit sudah kader bikin lemes gampang dikendalikan oleh oknum-oknum,yang tidak tahan banting .
Angan bayangan bagaimana seorang kelak bisa menjadi pemimpin yang bisa memamong masyarakat dan membuat perubahan bagi daerah dan Negara tercita.
Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri banyak mencetak Kader – kader di Seluruh Indonesia dan terbukti dengan kinerja yang membawa dampak perubahan yang sangat besar bagi daerahnya.Ujar Ibu Deby T Hombore,S.STP,M.Si
Tak pernah membayangkan di usiahnya yang masih 27 tahun sudah menjadi seorang sekretaris saat dilantik Deby di dauwlad sebagai Sekretaris Kelurahan Fakfak selatan.
Perasaan Debby campur aduk mendapatkan jabatan penting seperti ini dia menganggap jabatan sekretaris lurah sebagai amanah yang harus dijalani dengan ikhlas .Jelas Debby.
Arti jabatan ini saya anggap sebagai berkat dari Tuhan”Katanya saat berbincang santai dengan Wartawan beritalima Selasa siang (28/9)Pukul.11.09 Wit di ruang kerjanya.
Meski jabatan ini penuh tantangan ,Debby tak mau menjadikannya sebagai beban dengan begitu segala sesuatu yang dikerjakan akan terasa lebih ringan.
“Kalau dijadikan beban kayaknya berat banget nanti kedepan mindset-nya jadi bakalan susah terus makanya saya anggap sebagai amanah dan memilih kerja sebagaimana mungkin Puji Tuhan nanti yang akan menilai.”Tutur Thelmi.
Rintangan yang harus dihadapi Debby adalah memiliki bawahan yang usianya lebih tua darinya hal ini bukan masalah bagi perempuan ini senior selalu di A diangapnya rekan kerja yang memotifasihkannya untuk bekerja lebih baik.
Bahkan pengalamanya
1.Pernah mengikuti Indonesia Mengajar tahun 2015 di SD.Yapis Fakfak
2.Tamat STPDN pada tahun 2004-2008
Tamat S2 Uncen 2014
Mengikuti Diklat Pim IV pola baru angkatan II kabupaten Fakfak VI untuk tingkat Provinsi.Papua Barat mendapat pengangkatan 7 tahun 2015 harapan kedepan Ibu Debby T Hombore buat ade 5 orang yang masih berjuang di lembah manglayang Jatinangur perjuangan untuk menjadi seorang pamong harus dibarengi dengan niat yang tulus karena ketika kita kembali ke daerah kita akan lebih total dalam membangun daerah dan Negara tercinta ini,tunjukan loyalitas dan jiwa kepemimpinan yang telah didapat dilembah manglayang untuk membawa perubahan di daerah tempat kita bertugas.(Amatus.Rahakbauw)