JAKARTA, Beritalima.com– Laporan Badan Intelijen Negara (BIN) yang menyebut banyak peralatan negara yang ditempeli satelit mata-mata asing menjadi perhatian Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.
Bahkan LaNyalla meminta Pemerintah segera mengambil tindakan, salah satunya mengganti semua peralatan negara yang disusupi satelit mata-mata. “Ini bukan persoalan sepele. Harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Perlu evaluasi menyeluruh terhadap seluruh sistem maupun peralatan negara sebab menyangkut ketahanan nasional,” kata LaNyalla di Jakarta, Rabu (16/6).
Pengecekan terhadap seluruh peralatan ketahanan negara, kata LaNyalla, perlu segara dilakukan sebagai antisipasi terjadinya kebocoran data. Untuk itu, LaNyalla meminta BIN merinci peralatan mana saja yang sudah disusupi pihak asing.
BIN sebagai institusi yang kedudukannya sebagai ‘State Intelligence’ perlu menyampaikan informasi detil mengenai peralatan yang dijadikan mata-mata asing. Dia juga minta BIN bekerja sama dengan instansi terkait agar masalah penyusupan ini bisa ditangani dengan sebaik mungkin, termasuk dengan TNI sebagai penjaga pertahanan negara.
“Kita harus duduk bersama untuk mengatasi persoalan ini. Jangan sampai ada ego sektoral yang akhirnya justru merugikan dan mengancam ketahanan nasional yang akan berdampak terhadap kehidupan bangsa,” tegas LaNyalla.
Senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur mersebut engharapkan pemerintah menanggapi serius permintaan BIN agar Indonesia memiliki satelit sendiri sehingga kita tidak bergantung kepada pihak satelik negara lain yang akhirnya menyebabkan kebocoran.
Dikatakan, perlu ada peran serta jajaran akademisi dan berbagai instansi yang terkait dengan teknologi. Sudah saatnya Indonesia punya teknologi sendiri untuk menjamin keamanan setiap data yang kita miliki. “Ini harus menjadi kebijakan pemerintah, apalagi Indonesia sudah memiliki Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),” tegas dia.
Dia juga mengimbau agar masyarakat tenang dan mengingatkan supaya persoalan adanya mata-mata asing di sistem peralatan negara tidak dijadikan bahan pro-kontra.
“Kita harus berpegangan tangan, bersatu untuk bisa sama-sama menyelesaikan persoalan kemungkinan adanya kebocoran data. Tidak perlu saling menyalahkan, tapi mari kita cari solusi bersama demi tegaknya kedaulatan negara tercinta,” demikian AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (akhir)