Jajuk Rendra Minta Masyarakat Jangan Takut Ijinkan Anaknya PTM

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com|

Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, yang memakan ratusan ribu korban jiwa ini, menimbulkan trauma bagi sebagian besar masyarakat awam. Terlebih selama 2 tahun anak-anak usia sekolah pembelajarannya dilakukan secara daring. Meskipun para orang tua ini menyadari betapa pentingnya sekolah bagi masa depan anak-anak mereka, tidak sedikit orang tua yang tetap tidak mengijinkan anaknya mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Menanggapi polemik tersebut, anggota DPRD provinsi Jatim Jajuk Rendra Kresna SE MM mengungkapkan, masyarakat harus memiliki keyakinan bahwa kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah itu, sudah melalui berbagai pertimbangan, dan juga memiliki tim-tim para pakar kesehatan, sehingga PTM sudah saatnya dilaksanakan.

“Ini kan PTM sekarang sudah 100% ya, terus ternyata ada beberapa yang kena virus Omicron walaupun nggak parah, ya ringan dan sedang. Bagaimanapun harus diwaspadai, nggak boleh kendor. Prokes 3 M harus terus dijaga. Dan orang tua juga memiliki kewajiban untuk selalu mengingatkan anak-anaknya agar mematuhi Prokes,” terang politisi NasDem ini.

Jajuk menjelaskan, jika terjadi peristiwa, dimana ada salah satu siswa, guru, atau lingkungan sekolah yang kemudian terjangkit Covid Omicron, bukan berarti semua sekolah harus diliburkan.Yang perlu dikarantina hanya sekolah di lokasi tersebut, sementara sekolah-sekolah di wilayah lain harus tetap dilakukan PTM.

“Jangan semuanya ikut-ikutan dikarantina. Jika sekolah yang

lainnya nggak ada masalah kenapa harus dikurangi, PTM 100% harus tetap berjalan. Katanya di Malang ada yang kena 1, yang dikarantina ya dilingkungan itu saja. Himbauhan Gubernur kan juga sama, jangan terlalu dibesar-besarkan. Artinya semua harus komitmen bahwa anak-anak pun juga mulai disadarkan bahwa mulai sekarang harus lebih giat lagi belajarnya,” sambung Anggota komisi E ini.

“Yang kedua, kita ambil hikmahnya aja. 2 tahun orang tua menjadi pendamping anaknya, sekolah di rumah, orang tua yang tidak memiliki latar belakang sebagai pendidik, tentu mengalami berbagai kesulitan saat harus membantu anak-anak menyelesaikan tugas sekolah yang dilakukan secara daring. Kalau kemarin sekolah dilakukan daring, karena kita tidak ada pilihan, dan alasan itu bukan berarti siswa tidak bisa berprestasi dan berkarya. Yang baik-baik tetap kita pertahankan agar para siswa bisa mengembangkan potensinya,” pungkasnya.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait