Jakarta, beritalima.com |– Bila ada kesempatan jalan-jalan ke Komplek Parlemen DPR RI di jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, sempatkan untuk berkunjung ke Museum DPR RI, yang letaknya di Gedung Nusantara, Lantai 2. Gedung Nusantara merupakan bangunan ikonik paling mudah diingat karena bentuknya seperti kura-kura.
Nah, di sisi sebelah kanan Lantai 2 Gedung Nusantara bila kita masuk dari Jalan Gatot Subroto, disitu letak Museum DPR RI. Ide pendirian museum ini datangnya dari Wakil Ketua DPR RI (1987-1992), Jaelani Naro, yang ingin agar dokumen penting di DPR (memori kolektif) tersimpan dengan baik. “Pada 1991 museum ini diresmikan oleh Ketua DPR Kharis Suhud (1987-1992). Ada prasastinya,” kata Beny R. Sabri, Kepala Bagian Humas dan Pengelolaan Museum, Sekretariat Jenderal DPR RI, kepada beritalima di kantornya Komplek Parlemen, Jakarta (23/7).
Di dalam museum, beragam cerita dan foto dari awal masa persidangan di DPR (era Presiden Soekarno) hingga kini (Presiden Jokowi), disajikan secara kronologis. Beragam alat perlengkapan di DPR, seperti kursi, palu, mimbar, juga bisa kita lihat.
“Rencananya memang kita akan revitalisasi agar bisa lebih baik lagi penampilannya. Karena dari top level manajemen kita juga paham bahwa ternyata sejarah itu suatu variabel yang penting dari sebuah negara,” jelas Beny.
Jadi, pengunjung bisa mengetahui lebih jauh soal sejarah terbentukya Gedung Parlemen dari masa ke masa, para pimpinannya, dan berbagai dinamika lagi dari evolusi keparlemenan. Menariknya lagi, museum ini juga menyediakan layanan virtual, dimana kita melihat di museum.dpr.go.id/tour dan nanti ada pilihan untuk bisa menjelajah secara virtual.
Karena lokasi Komplek Parlemen (disamping Gedung DPR juga ada MPR/DPD dan sarana lainnya), masuk sebagai obyek vital nasional, maka bila berkunjung harus mengikuti aturan yang berlaku. Museumnya sendiri buka setiap hari (kecuali Sabtu-Minggu atau hari libur nasional) mulai jam 09.00 hingga 15.00 dan tidak dipungut biaya.
Pada 2023, pengunjung ke Museum DPR RI melebihi 30 ribu orang. “Disamping dari dalam negeri, juga banyak dari luar negeri. Belum lama ini ada kunjungan dari delegai Turki. Jadi kalau ada tamu yang berkunjung ke DPR, kita sekalian ajak ke museum,” tambah Beny, yang juga mengurus peizinan untuk kunjungan dari masyarakat ke komplek parlemen.
Dalam waktu dekat, Museum DPR RI akan menambah koleksinya dengan memasukkan sejarah reformasi 1998. Karena ini juga merupakan momentum penting yang harus dijadikan pembelajaran bagi masyarakat umum.
Jurnalis: Rendy/Abri