Jombang | beritalima.com – Jalan poros antar Desa Gebangbunder – Desa Bangsri satu Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang terlihat rusak dan tidak ada penerangan jalan. Sementara Dinas PUPR Kabupaten Jombang belum sempat memberi keterangan alasannya sedang rapat dan berada di lapangan.
Menurut warga sekitar bila ke kantor kecamatan melintasi akses jalan kali brantas terbilang memakan waktu dibanding melintasi jalan poros diberitakan ini dan sudah diketahui Camat Plandaan, Suparno, S.H bahkan menurutnya sudah diajukan ke Musrenbangkab tahun 2023. Harapan Camat bisa masuk dalam perencanaan Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Jombang pada tahun 2024.
Hingga Camat kepada aparatur desa menjelaskan bahwa infrastruktur jalan poros itu akan dibangun perbaikan yang lebih kuat dan tahan lama kendati kontur tanahnya terbilang bergerak akan disiasati agar supaya tidak bergelombang ketika dilintasi kendaraan roda empat yang bertonase tinggi seperti truk untuk mengangkut hasil usaha tani.
Dalam rapatpun mengatakan manakala pembangunan jalan berhasil dilaksanakan setidaknya menurut anggapan Suparno, harus memperhatikan kontur tanah yang dapat mempengaruhi usia jalan. Oleh karena itu harapannya perbaikan jalan poros itu harus lebih baik lagi.
Sementara Dinas PUPR Kabupaten Jombang dalam catatannya tidak menemukan nomenklatur perbaikan jalan poros Desa Gebangbunder – Bangsri untuk tahun 2024 meskipun tiap tahun masuk dalam musrenbangcam Kecamatan Plandaan tapi yang menentukan Musrenbangkab sesuai kemampuan anggaran sehingga Dinas PUPR Kabupaten Jombang tidak bisa menentukan.
Oleh karena itu Kepala Desa Gebangbunder, Basuki selalu menghindar ketika ditemui wartawan tidak mau menyempatkan diri dalam waktu yang singkat untuk memberi penjelasan terkait rencana perbaikan jalan poros Desa Gebangbunder – Desa Bangsri yang terlihat rusak.
Padahal dibutuhkan masyarakat sekitar tidak memakan waktu bila ke Kecamatan atau ke Puskesmas. Namun yang menarik sepanjang jalan poros itu terlihat material berupa paving dan pasir, sayang wartawan ini selalu gagal mempertanyakan pembelian paving dan pasir bersumber dari dana mana.
Jurnalis : Dedy Mulyadi
