Jalani Sidang Perdana, Guru Besar Ubaya Itu Langsung Ditahan Hakim

  • Whatsapp

SURABAYA – beritalima.com, Pengadilan Negeri Surabaya mendadak mengeluarkan perintah penahanan atas terdakwa Prof. Dr Lanny Kusumawati Dra SH Mhum, guru besar Ubaya.  

 

Perintah itu dikeluarkan majelis hakim yang diketuai Maxi Sigarlaki, setelah Jaksa Penuntut Umum I Gusti Putu Karmawan menggelar sidang perdana atas perkara tidak pidana pemalsuan cover notes. Terdakwa Lenny Kusumawati yang selama ini tidak pernah ditahan oleh pihak kejaksaan, sekarang berstatsus ditahan oleh majelis hakim. Selasa (23/1/2018).

 

Untuk diketahui, Prof. Dr Lanny Kusumawati Dra SH Mhum duduk dikursi pesakitan Pengadilan Negeri Surabaya, akibat dilaporkan Suwarlina Linaksita ke Polrestabes Surabaya atas tuduhan pemberian keterangan palsu pada akte otentik berupa cover notes dan kemudian surat keterangan perihal cover notes tersebut digunakan seseorang yang bernama Eka Ingwahjuniarti untuk mengeksekusi rumah dan tanah yang berlokasi di Jalan Kembang Jepun 29 Surabaya, yang ditempati Suwarlina Linaksita dan suaminya yang bernama Tjioe Kie Pho alias Bambang Soephomo sejak tahun 1931.

 

Surat Keterangan Perihal Cover Notes  Nomor : 35/L.K/III/2012 tanggal 16 Maret 2012 dan Surat Keterangan Perihal Cover Notes Nomor : 7/L.K/2014 tanggal 6 Maret 2014 yang dikeluarkan Prof. Dr Lanny Kusumawati Dra SH Mhum ini dipergunakan Eka Ingwahjuniarti sebagai bukti dalam perkara gugatan perdata Nomor : 1064/Pdt.G/2013/PN.Sby tanggal 01 Oktober 2014.

 

Merujuk Surat Nomor : AHU.2-AH.01.09-9815 tanggal 03 Oktober 2012 yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) Republik Indonesia Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum menegaskan, PT. Raja Subur Abadi dan PT. Perusahaan Dagang Industri, Perhotelan, Pembangunan dan Pengangkutan Subur Abadi Raja atau dapat disebut juga dengan nama PT. Subur Abadi Raja, d/h N.V.Eng Tjhiang v/h Van Asperen & Van Rooy, masing-masing merupakan perseroan yang berstatus sebagai badan hukum dan berdiri sendiri.

 

Berdasarkan Surat Nomor : AHU.2-AH.01.09-9877 tanggal 03 Oktober 2012 perihal PT. Perusahaan Dagang Industri, Perhotelan, Pembangunan dan Pengangkutan Subur Abadi Raja atau dapat juga disebut PT. Subur Abadi Raja versi N.V. Eng Tjhiang d/h Van Asperen & Van Rooy yang dikeluarkan Kemenkum HAM yang dimasukkan Badan Pertanahan Nasional (BNP) Kota Surabaya II dalam kesimpulannya selaku turut tergugat di perkara gugatan perdata nomor 1064/Pdt.G/2013/PN.Sby tanggal 01 Oktober 2014,  sehubungan dengan Jalan Kembang Jepun No. 29 Surabaya tercatat dalam arsip buku tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Nomor : 222/Lingkungan Bongkaran atas nama Perseroan Terbatas N.V. Eng Tjhiang v/h Van Asperen & Van Rooy berkedudukan di Surabaya diterbitkan tanggal 23 Nopember 1968. Di dalam surat tersebut juga disebutkan, bahwa SHGB Nomor : 222/Lingkungan Bongkaran atas nama Perseroan Terbatas N.V. Eng Tjhiang v/h Van Asperen & Van Rooy berkedudukan di Surabaya diterbitkan tanggal 23 Nopember 1968 ini berakhir haknya tanggal 23 September 1980 dan belum ada peralihan hak kepada pihak manapun.

 

Terkait  penahanan tersebut, Alexander Arif selaku kuasa hukum Lanny menyatakan menolak tegas dan mengatakan penahanan tersebut terlalu dipaksakan, sebab selama ini terdakwa sudah kooperatif dan tidak ada upaya sedikitpun untuk memperlambat persidangan apalagi menghalang-halangi,

 

“Cover notes tersebut seharusnya milik NV Eng Tjhiang, bukan milik pelapor karena tidak punya kepentingan apa-apa, mengingat rumah di jalan kembang jepun yang menjadi obyek sengketa tersebut posisi disewa,” ucap Alex.

 

Sedangkan jaksa penuntut umim I Gusti Putu Karmawan hanya mengaku pasrah dan menghargai putusan hakim,

 

“Ya, mulai hari ini dia ditahan hakim,” ucap jaksa Karmawan, singkat. (Han)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *