SURABAYA, beritalima.com – Panasnya suhu Surabaya tidak perlu diikuti dengan panasnya kompetisi Pilwali.
Begitu yang disampaikan Lia Istifhama atau akrab dengan sebutan ning ceria Selasa (19/11) malam. Lia yang ditemui ketika asyik berdiskusi dengan beberapa aktivis milllenial, menjelaskan silaturahmi politik modelnya.
“Nah, ini sekarang saya sama beberapa kawan, seperti Gus Aam mantan ketua Anshor Jatim dan kader Gerindra, mas Antok (Kusriyanto, wakil sekretaris Gerinda Jatim). Diskusi kami ya biasa aja, ngobrol santai, ada bahasan gimana harapan untuk Surabaya mendatang, dan sebagainya. Kalau dengan Gerindra sendiri, saya pernah satu forum diskusi di salah satu stasiun tv bersama pak Sutadi, dan dengan pak Thony, pernah ketemuan juga. Jadi ini bukan awal ya? Kemudian, bukan hanya Gerindra yah, dengan PPP, kapan hari sowan ke kediaman pak ketua, kiai Buchori. Dengan Demokrat, kapan hari pernah ngopi bersama pak Machmud. Dengan PKB, bersama Abah Tamam. Itu diantaranya saja ya. Kalau soal sesama Bacawali, malah saya intens komunikasi dengan pak Eddy Tarmidi dari PDIP dan Gus Firman. Saya enjoy sih dengan bentuk-bentuk silaturahmi seperti ini. Slogannya simpel, tidak ada klaim diantara kita. Jadi jangan dikit-dikit mempublish dukungan dari A atau B karena klaim dukungan kuatirnya bisa merusak makna silaturahmi yang sesungguhnya,”, ujarnya dengan santai.
Gus Aam (Sholahul Aam Notobuwono) sendiri, juga menyampaikan bahwa pertemuannya dengan Lia sebatas diskusi kecil sesama kader NU. “Kebetulan teman saya juga teman Ning Lia, jadi ini namanya konco ketemu konco. Alias nambah konco”, ujar pengasuh PP Tambak Beras yang sekaligus pengurus pusat GP Anshor.
Lebih lanjut, Lia memang ingin membangun silaturahmi yang sehat di tengah perhelatan Pilwali kali ini.
“Suhu cuaca Surabaya sekarang kan panas ya, nah, pikiran harus selalu adem. Salah satunya ya itu tadi, selalu membangun komunikasi yang baik dengan banyak pihak, termasuk dalam hal berpolitik, pungkas Lia.
