Jamaah Pulang Membawa Berkat Berupa Kelapa

  • Whatsapp

SURABAYA — Wakil Gubernur Jawa Timur H Saifullah Yusuf tak pernah lelah mengunjungi warganya. Dari gang ke gang ia berusaha menyapa mereka. Termasuk di malam hari saat ia berjalan kaki karena jalan setapak menuju lokasi yang tak terjangkau kendaraan roda empat.

Dijemput para panitia, Gus Ipul turun dari mobil. Disambut abang-abang becak para remaja setempat. Disambut anak-anak yang sudah menunggu. “Alhamdulillah akhirnya sampai juga ke tempat ini lagi” katanya, Sabtu malam disambut KH Mahrus Malik di Taman Pendidikan Qur’an di Dupak Masigit, Surabaya.

Sepanjang kurang lebih 500 meter, jamaah memenuhi gang-gang sempit. Berjejer berhadap-hadapan sambil memegang buku tahlil dan surah yasin. Di hadapan setiap orang tersaji satu kelapa. Selain membawa “berkat”, jamaah pulang membawa kelapa.

“Ini tradisi yang unik dan menarik. Hanya di sini saya melihat jemaah tahlilan pulangnya oleh sohibul hajat dibawain kelapa,” kata mantan Menneg Pembangunan Daerah Tertinggal era Presiden SN Yudhoyono ini. Gua Ipul mengaparesiasi kegiatan keagamaan seperti ini.

“Almarhum mewariskan taman pendidikan alquran. Tanggungjawabnya berat. Tapi ini mewariskan nilai-nilai luhur. Kalau yang diwariskan deposito, belum tentu bikin bisa bikin kita kompak kayak sekarang ” kata bacagub Jatim pasangan Puti Guntur Soekarno itu.

Acara saling berbagi doa lewat majelis tahlilan, yasinan dan pengajian, lanjut Gus Ipul, bulan semata diniatkan untuk almarhum. Tetapi, katanyam doa-doa itu juga diperuntukkan bagi jemaah, baik yang sudah meninggal maupun mereka yang masih hidup.

“Doa untuk kita semua. Yang hidup maupun yang sudah meninggal. Manfaat majelis seperti ini untuk memupuk kerukunan warga di tingkat yang paling bawah. Rukun itu bukti kebaikan almarhum dirasakan oleh kekuarga, tetangga dan teman-temannya,” ujar Gus Ipul.

Saat akan menutup acara, KH Mahrus Malik mengatakan bahwa Gus Ipul satu-satuya kader NU hang diperintahkan para ulama dan masyayikh untuk menjadi gubernur Jatim. “Bagi kita sebagai santri, kewajibannya adalah taat dan patuh kepada guru kita,” kata Kiai Mahrus.

“Jadi Gus Ipul maju dalam pilgun bulan Juni nanti bukan karena kehendak apalagi ambisi pribadi. Ini murni hasil riyadhah dan mujahadah para ulama. Untuk menjaga marwah para ulama kita, maka kita mesti mendukung Gus Ipul,” katanya.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *