MADIUN, beritalima.com- Ada pemandangan pilu saat penyaluran Bantuan Langsung Tunai Daerah (BLTD) Pemkot Madiun, Jawa Timur, dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), yang diserahkan secara simbolis oleh Walikota Madiun, Dr. H. Maidi, di GOR Kelurahan Kuncen, Kecamatan Taman, Senin 1 April 2024.
Pasalnya, seorang janda miskin warga Kelurahan Kuncen, M (55), tidak dapat mencairkan BLTD meski sudah mendapat undangan pengambilan bantuan. Alasan yang diterima dari petugas, meski seorang janda, dalam Kartu Keluarga (KK) nya, ada nama putranya dengan status sebagai tenaga upahan Pemkot Madiun. Karena itu, KK-nya ditolak oleh sistem syarat penerima BLTD.
Melihat kondisi ini, Walikota Madiun, Dr. H. Maidi, tak tinggal diam. Ia tak ingin melihat ada warganya dalam kondosi susah ketika bulan Ramadhan atau menjelang lebaran.
Karena itu, walikota langsung memanggil M, dan diberi uang dari saku pribadinya sebesar Rp. 500 ribu.
“Sudah, jangan bersedih, ini saya kasih uang pribadi saya. Semoga bermanfaat,” ucap Dr. H. Maidi, sambil menyerahkan uang pecahan 100 ribu sebanyak lima lembar.
“Terima kasih banyak, pak Wali,” jawab M, dengan terbata bata karena merasa haru.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Madiun, Heri Suwartono, mengatakan, memang jika dalam KK ada nama keluarga dengan status tenaga upahan Pemkot, secara otomatis tertolak oleh sistem.
“Yang menolak itu, sistem dari pusat, bukan dari kami (Pemkot Madiun). Ada 65 KK yang seperti ini, ditolak oleh sistem,” terang Heri Suwartono.
Untuk diketahui, hari ini sebanyak 273 warga dari Kelurahan Kuncen, Mojorejo, Kejuron, Banjarejo, dan Manisrejo, yang menerima BLTD dan BLT DBHCH, masing masing sebesar Rp. 600 ribu, yang diserahkan secara simbolis oleh walikota.
Uang sebesar itu, merupakan pencairan akumulasi bulan Januari, Februari dan Maret atau tiap bulannya sebesar Rp, 200 ribu/KK.
Dalam kesempatan ini, walikota juga membagikan susu untuk anak balita. (Dibyo).
Ket. Foto: Dr. H. Maidi (pakai peci), M (kiri foto diblur) atas, Heri Suwartono (tengah) atas.